Asaki Kritik Lambannya Penerbitan Regulasi BMAD Impor Keramik China



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) menyoroti lambannya Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terkait penetapan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) atas impor keramik asal China yang telah diputuskan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada awal Agustus 2024 lalu.

Ketua Umum Asaki Edy Suyanto menyambut positif pidato Presiden Joko Widodo saat pembukaan Trade Expo Indonesia yang menyatakan bahwa pemerintah harus hadir untuk melindungi industri dalam negeri dari gempuran produk-produk impor asal China yang sedang mengalami kelebihan pasokan.

Di sisi lain, Asaki mempertanyakan keseriusan pemerintah melalui Kemenkeu yang sampai saat ini belum mengeluarkan PMK tentang BMAD impor keramik China. "Padahal ini sudah lebih dari dua bulan sejak tanggal Surat Keputusan Menteri Perdagangan tentang Impor Ubin Keramik asal China," kata dia dalam siaran pers yang diterima Kontan, Rabu (9/10).


Baca Juga: Asaki Ungkap Utilisasi Industri Keramik Turun Jadi 62%, Enam Perusahaan Terpaksa PHK

Edy menambahkan, sudah bukan rahasia lagi bahwa penyebab utama penurunan kinerja industri keramik nasional dari tahun ke tahun yakni gempuran produk impor ubin keramik asal China. Negara ini telah terbukti melakukan unfair trade berupa praktik dumping.

"Asaki sangat menyayangkan karena seharusnya pemerintah dalam hal ini Kemenkeu bisa mengutamakan kepentingan industri nasional yang saat ini sedang terpuruk dan terlihat jelas dari angka PMI Agustus dan September lalu yang kontraksi," jelas dia.

Akibat lambannya penerbitan PMK BMAD atas impor ubin keramik China, hal ini memberi peluang bagi para importir untuk terus melakukan kegiatan importasi dalam jumlah volume yang sangat masif di atas angka rata-rata impor sebelumnya.

Praktik ini merupakan upaya Importir untuk menghindari pengenaan BMAD yang diperkirakan sebesar 40% - 50% sampai dikeluarkannya PMK BMAD tersebut. Kondisi demikian berisiko membuat kebijakan BMAD menjadi kurang efektif dalam jangka waktu beberapa bulan mendatang. 

Baca Juga: Pengusaha Menanti Penerapan BMAD

"Sebab, para importir telah menyiapkan stok produk keramik dalam jumlah besar untuk membanjiri pasar domestik, yang mana bulan Agustus sampai November nanti adalah peak season permintaan keramik setiap tahun," ungkap Edy.

Asaki pun lagi-lagi mempertanyakan sense of crisis Kemenkeu terhadap nasib industri keramik dalam negeri. Di sisi lain, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) sudah berusaha keras melindungi industri keramik dari praktik kecurangan tindakan dumping oleh China.

"Untuk itu Asaki meminta atensi langsung dari Presiden Jokowi dan Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk menyelamatkan industri keramik nasional," tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi