JAKARTA. Asap dari Kalimantan dan Sumatera telah masuk Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meminta warga tak khawatir. Ahok mengatakan, Pemprov DKI berencana membeli helikopter khusus untuk memadamkan kebakaran. "Kata BNPB jangan khawatir. Persiapannya apa ya, orang Jakarta siap-siap hidung saja. Namun jujur, kami mau bantu beli helikopter itu untuk bantu," kata Ahok di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (24/10).
Jika suatu daerah di Indonesia mengalami kebakaran, Pemerintah Provinsi DKI bisa meminjamkan helikopter untuk membantu proses pemadaman. "Jujur saja, kami mau beli helikopter untuk bantu. Kalau di suatu daerah ada kebakaran, bisa pakai helikopter kami," kata dia. Ahok mengatakan, sebenarnya ini merupakan tugas pemerintah pusat. Seharusnya, pemerintah memiliki pesawat khusus untuk membantu proses pemadaman. Menurut Ahok, hampir semua negara di dunia ini pernah mengalami kebakaran hutan. Seharusnya, peristiwa ini bisa mendapat penanganan yang cepat. "Sekarang kita punya enggak pesawat yang bisa langsung ngebom kimia untuk matiin (api) kayak di Amerika atau Australia?" "Malah kita sewa pesawat dari Australia untuk padamin hutan. Australia sering kebakaran hutan, tetapi kenapa bisa cepat padam? Mereka penanganannya cepat. Kita mesti punya kayak gitu," ujar Ahok. Ahok mengatakan bahwa ia akan bercerita kepada Presiden Joko Widodo mengenai usulan membeli pesawat khusus ini. Dia mengatakan, dana untuk pembelian helikopter bisa diambil melakui dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI.
"Dana bisa ambil dari APBD, paling Rp 300 miliar doang. Helikopter Rp 200 miliar doang itu sudah gede loh, bisa dipakai buat ambulans juga, jadi multifungsi." "UPS saja kita bisa beli Rp 1,2 triliun, masa helikopter enggak bisa? He-he," ujar Ahok. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan bahwa asap tipis hingga sedang menutup Laut Jawa pada Sabtu (24/10), termasuk sebagian Jakarta. Sebaran asap di Sumatera dan Kalimantan terus meluas hingga kini. (Jessi Carina) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia