ASDP fokus di bisnis penyeberangan kendaraan



JAKARTA. PT Angkutan Sungai Darat dan Pelabuhan (ASDP) Indonesia semakin optimistis mengejar target pendapatan Rp 2,16 triliun yang sudah ditetapkan tahun ini. Perusahaan plat merah ini pun sudah menerapkan strategi bisnis.

ASDP akan menggenjot pemasukan dari angkutan penyeberangan kendaraan ketimbang penumpang. "Ada perubahan tren, penumpang sekarang ini diatas kendaraan, naik motor dan mobil jadi target penumpang pun turun," kata Danang Baskoro, Direktur Utama ASDP ke KONTAN, Selasa (18/2).

Faktor inilah yang membuat ASDP menurunkan target penumpang yang semula 9,69 juta di 2013 menjadi tinggal 7,65 juta pada tahun ini. Namun ia menepis penurunan target lantaran tidak tercapainya target tahun lalu.


Menurutnya pihaknya hanya berusaha menyesuaikan tren yang ada. Kata dia, kondisi yang semakin makmur membuat penumpang lebih memilih membawa serta kendaraan yang dimilikinya.

Walaupun target penumpangnya turun, tetapi ASDP tidak khawatir hal ini akan mempengaruhi pencapaian pendapatan tahun ini. Justru dengan mengangkut kendaraan, pemasukan ASDP menjadi lebih banyak karena tarifnya lebih mahal. Ia memperkirakan tahun ini penyeberangan kendaraan dapat meningkat 5% dari tahun lalu.

Guna memaksimalkan mengejar target pendapatan tersebut, perusahaan ini akan memfokuskan pelayanan baik dari sisi armada maupun infrastruktur pelabuhan. Ia mengklaim pelabuhan dan kapal ASDP nanti tidak akan kalah dengan kapal sejenis di luar negeri.

Masih di tahun 2014, perseroan ini bakal membeli delapan kapal baru. Namun, rencana pembelian kapal dari Jepang ini masih dalam pembahasan ulang studi kelayakan. Hal ini terpaksa ASDP lakoni lantaran kurs rupiah yang loyo mempengaruhi harga jual kapal yang dibelinya. Namun ia berjanji dalam satu sampai dua bulan lagi keputusan ini segera diambil. "Kami studi kelayakan dulu karena tidak bisa diperlakukan sama. Depresiasi rupiah terhadap dollar AS sudah hampir 20%," ucapnya.

Untuk itulah, Danang berharap pemerintah segera meloloskan izin operasi empat kapal Roro yang ASDP beli tahun lalu. Semakin cepat turunnya izin maka ASDP bisa menggenjot pendapatan lebih maksimal tahun ini.

Jika empat kapal ini berpoerasi, maka bisa memberi pemasukan bagi ASDP sekitar Rp 300 miliar dan menambah laba sebesar Rp 10 miliar dari tiap kapalnya.Meski optimistis dengan target pendapatan yang dibidik, di awal tahun ini ASDP sudah mencatatkan rapot merah. Perusahaan penyeberangan ini mengaku menelan kerugian yang cukup besar akibat cuaca buruk yang terjadi sepanjang Januari lalu.

Kondisi gelombang yang mencapai tiga meter memaksa perusahaan ini menutup tujuh rute yang dimilikinya. "Kerugiannya sekitar Rp 70 miliar," beber Danang.

Kerugian ini timbul karena meskipun rute berhenti beroperasi tetapi perusahaan tetap menanggung biaya operasional. Nahkoda dan pegawai tetap harus dibayar serta mesin-mesin kapal juga harus tetap dinyalakan.

Dus, jumlah beban operasional tetap harus dibayarkan padahal tidak ada pemasukan. Dari catatan ASDP, sepanjang cuaca buruk yang pernah terjadi, periode Januari 2014 merupakan periode yang paling parah baginya.

Danang hanya berharap datangnya musim liburan seperti Lebaran dan Natal dapat mengembalikan kembali pendapatannya yang hilang saat cuaca buruk.

Uniknya ditengah semua pengusaha angkutan optimistis meraup untung saat pemilu, ASDP malah menyebut tahun politik sebagai tahun yang berat. Berdasarkan pengalaman, jumlah penumpang kapal ternyata tidak pernah bertambah saat datangnya pemilu.

Menurutnya, kecenderungan orang dari daerah lebih banyak memilih tetap berdiam di tempat asal ketimbang harus bepergian hingga ke luar pulau.Tahun lalu, ASDP mencatatkan pendapatan sekitar 1,7 triliun. Dari jumlah tersebut sekitar Rp 1 triliun berasal dari usaha penyeberangan sebesar. Adapun usaha pelabuhan sebesar Rp 600 miliar dan usaha yang lain Rp 100 miliar. Sedangkan untuk labanya sebesar Rp 150 miliar.

Hingga kini, ASDP tercatat memiliki sebanyak 124 kapal yang beroperasi di 34 pelabuhan di Indonesia. Dari jumlah itu, sebanyak 74 kapal merupakan kapal jenis Ro-ro yang beroperasi di lintasan komersil. Sisanya, yaitu 50 kapal juga jenis Ro-ro yang beroperasi di lintasan perintis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon