ASEAN Dinilai Mampu Saingi AS dan China, Pendiri WEF Beberkan Syaratnya



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pendiri Forum Ekonomi Dunia (WEF) Klaus Martin Schwab menyatakan, negara-negara di ASEAN mampu menyaingi perekonomian di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat (AS) bahkan China. Menurutnya ASEAN mampu berada di posisi tersebut jika bisa saling berkolaborasi dan bekerja sama.

Kerja sama yang dimaksud adalah kerja sama yang erat antara pemerintah  dan swasta. Menurutnya kolaborasi tersebut akan menjadi modal ASEAN dalam bertindak lebih cepat memproyeksikan masa depan perekonomian dunia.

“Dan argumen saya adalah, negara-negara yang benar-benar memiliki sistem kerja sama pemerintah dan swasta yang terbaik, maka negara tersebut bisa bertindak cepat dan melihat siasat apa yang bisa dilakukan untuk masa depan,” tutur Schwab dalam Plenary Six: Accelerating Public- Kerja Sama Swasta untuk Mewujudkan ASEAN yang Berkelanjutan dan Berketahanan, Senin (4/9).


Baca Juga: Pemimpin Negara ASEAN Mulai Tiba di Tanah Air Jelang KTT Ke-43

Dia mengibaratkan istilah ikan besar memakan ikan kecil sudah tidak berlaku. Namun, ikan yang cepat akan bisa memakan ikan yang lambat.

Menurutnya, ASEAN memiliki potensi sebagai ikan yang akan memiliki kemampuan cepat. Bahkan Klaus mengatakan, ASEAN bisa menyaingi China dan Amerika yang dia ibaratkan sebagai ikan yang besar.

“Akan tetapi, kerja sama pemerintah dan swasta tersebut harus sebisa mungkin dilembagakan bukan dengan cara yang formalistik tetapi dengan cara yang sangat fleksibel untuk mencapai tujuan bersama, untuk menciptakan misi bersama dan untuk memiliki visi dan tujuan bersama,” jelasnya.

Schwab menjelaskan, keberhasilan kerja sama pemerintah dengan swasta atau kerja sama pemerintah-swasta harus dilaksanakan dengan menyesuaikan situasi atau fleksibel, dan tidak terlalu formal.  

Baca Juga: Setelah Mengusung Konsep Tri-city, IKN Berpotensi akan Jadi Penghubung Lintas ASEAN

Selain itu, kerja sama bisnis bahwa bisnis saat ini harus mengacu pada kapitalisme pemangku kepentingan. Artinya, sistem di mana korporasi berorientasi untuk melayani kepentingan seluruh pemangku kepentingannya.

Dia juga menekankan, dunia bisnis tidak harus selalu memperhatikan kepemilikan pemegang saham. Akan tetapi juga dengan memperhatikan lingkungan dan masyarakat sekitar yang ikut terdampak. 

“Jika kerja sama publik-swasta dan kapitalisme pemangku kepentingan secara bersama-sama dilakukan, menurut saya, akan menjadi pilar keberhasilan bagi negara-negara ASEAN,” imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli