Asean genjot penggunaan batubara



NUSA DUA. Beban impor yang besar di minyak bumi membuat sejumlah negara Asean setuju untuk memindahkan penggunaan minyak bumi ke batubara dan gas. Ini berarti pula, pemerintah akan membuka lebih banyak tambang batubara untuk mencukupi kebutuhan program ini.Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengatakan, di bidang energi dalam pertemuan tingkat menteri energi Asean, termasuk China, Jepang, Korea, Australia, Selandia Baru dan Asia Timur, semua negara Asean setuju bahwa beban impor minyak telah menekan ekonominya.“Oleh karena itu ketergantungan akan minyak bumi harus pelan-pelan kita tinggalkan. Kami semua sepakat melakukan dengan masiv pindah ke gas dan batubara,” kata Jero di Nusa Dua Bali usai peluncurkan konsep Blue Ekonomy, Sabtu (5/10).Dia menambahkan, walau dulu batubara dianggap sebagai pembangkitnlistrik yang mencemari lingkungan, tetapi dengan adanya teknologi barunberupa ultra super critical, maka pembangkit listrik batubara akan menghasilkan CO2 sangat kecil. Bahkan CO2 yang dibuang ke udara bisa ditangkap untuk kemudian diproses untuk menjadi bio produk lain. “Jadi batubara itu menjanjikan, kita dorong,” katanya.Tapi apakah PLN memiliki kemampuan teknologi baru seperti dikatakan oleh Jero? Menurut Jero, pemerintah akan mengundang swasta untuk membangun pembangkit listrik independen atau independent power producer (IPP).Dengan IPP, menurut Jero, maka akan menjadi mudah untuk merealisasikan rencana memperbesar penggunaan listrik batubara tersebut. “Kita pakai IPP saja yang mudah, jadi jangan dibikin sulit. Jadi teknologinya swasta uangnya dari luar negeri,” katanya. Hasil listrik IPP akan dibeli oleh PLN dengan harga yang lebih murah dibanding menggunakan BBM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: