KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Negara yang tergabung dalam asosiasi negara Asia Tenggara (ASEAN) mengincar kerja sama dengan sejumlah negara mitra. Hal tersebut dalam mempertimbangkan percepatan pemulihan ekonomi di tengah pandemi virus corona (Covid-19). Salah satu kerja sama yang digenjot adalah membentuk kerja sama perdagangan bebas (FTA) dengan Kanada. Pertemuan diawali dengan konsultasi ke-14 antara ASEAN dengan Kanada untuk menyelesaikan
Reference Paper for a possible ASEAN-Canada Free Trade Agreement. Direktur Perundingan ASEAN Dina Kurniasari mengungkapkan, Indonesia selaku negara kordinator, memegang peranan kunci untuk menyelesaikan Reference Paper pada pertemuan Pejabat Ekonomi Senior ASEAN (SEOM).
Baca Juga: Mendag sebut Indonesia bidik 40% potensi ekonomi digital ASEAN di 2025 "Walaupun masih ada beberapa pending issue yang belum diselesaikan, namun Indonesia berharap dokumen ini bisa diselesaikan secepatnya dan ASEAN-Canada FTA dapat segera diluncurkan," ujar Dina dalam siaran pers, Selasa (24/8). Pada pertemuan tersebut, ASEAN juga membahas peningkatan FTA dengan sejumlah negara mitra. Antara lain adalah Korea Selatan, China, India, serta Australia-Selandia Baru. "Upgrading ASEAN Plus One FTAs bertujuan untuk menjadikan setiap Perjanjian ASEAN Plus One semakin relevan, modern, transparan, user-friendly, predictable, dan sederhana," terang Dina. Pada pembahasan peningkatan ASEAN Australia New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA), diharapkan dapat selesai pada tahun 2022 mendatang. Peningkatan AANZFTA juga membahas rencana masuknya Chile. Chile dinilai sebagai negara yang berpotensi memberikan keuntungan bagi AANZFTA. Oleh karena itu, seluruh pihak secara prinsip menerima rencana masuknya Chile dalam AANZFTA.
Baca Juga: Gandeng Bank of Thailand, BI luncurkan pilot project QRIS antar negara "Secara prinsip seluruh pihak dapat menerima Chile untuk bergabung ke dalam Perjanjian AANZFTA, mengingat keuntungan yang akan kita dapatkan khususnya peningkatan akses pasar ke Amerika Latin," ungkap Dina. Pertemuan ASEAN dengan Jepang, dibahas mengenai pengajuan proposal dari pihak Jepang. Proposal tersebut berisi tentang
ASEAN-Japan priority for innovative and sustainable growth. Proposal tersebut bertujuan untuk mempercepat pemulihan ekonomi melalui penggunaan digitalisasi teknologi. Indonesia masih mempelajari proposal tersebut sementara telah disepakati penyusunan
concept paper. Rangkaian SEOM tersebut diakhiri dengan pertemuan dengan China. Pada pertemuan tersebut disepakati untuk melakukan
joint feasibility study dalam upaya peningkatan ASEAN-China FTA.
"
Joint feasibility study menjadi sarana tepat untuk melihat elemen-elemen yang perlu ditingkatkan dan
upgrading," jelas Alternate SEOM Indonesia tersebut. Sebagai informasi, ASEAN pada saat ini memiliki 11 negara mitra dialog. Dari kemitraan tersebut, ASEAN telah memilik 6 perjanjian dagang tersebut. Selain AANZFTA dan ACFTA, ASEAN memiliki FTA dengan India, Korea Selatan, serta kerja sama ekonomi kelomperhensif dengan Jepang. ASEAN juga telah menyelesaikan perundingan Kerja Sama Ekonomi Komperhensif Regional (RCEP) yang mengikutsertakan China, Australia, Selandia Baru, Korea Selatan, dan Jepang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli