JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan pasar penumpang domestik bisa mencapai 77 juta penumpang pada 2015 saat kesepakatan liberalisasi penerbangan (Asean Open Sky) diberlakukan.Direktur Angkutan Udara Kemenhub Tri S Sunoko berhitung, realisasi jumlah penumpang domestik selalu naik diatas 10%. Pada 2009 jumlah penumpang domestik sebanyak 43,8 juta penumpang atau naik 16% dibandingkan realisasi 2008 sebanyak 37 juta penumpang."Misalnya setiap tahun naik moderat 10% saja, berarti pada 2015 saat open sky jumlahnya bisa mencapai 77 juta penumpang. Jadi maskapai nasional seharusnya jangan pesimis penumpang kita diambil maskapai asing. Justru mereka seharusnya bisa berekspansi mengambil pasar internasional," kata Tri, Selasa (13/4).Tri mendengar kekhawatiran sejumlah maskapai, bahwa penerapan Asean Open Sky justru akan berpotensi menyebabkan pasar penumpang domestik dimakan maskapai asing. Menurut Tri, kunci utama yang harus dilakukan maskapai nasional untuk mampu bersaing dengan maskapai asing adalah dengan terus menambah pesawat yang dioperasikan."Kalau Garuda Indonesia, Lion Air, Batavia Air, Sriwijaya Air dan lain-lain terus menambah jumlah maskapai, saya optimis bisa menggarap Open Sky ini. Karena pola Open Sky hanya mengizinkan maskapai mengambil penumpang internasional point to point antar negara, tidak mengacak-acak pasar domestik," jelasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Asean Open Sky Berlaku, Penumpang Domestik Mencapai 77 Juta
JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan pasar penumpang domestik bisa mencapai 77 juta penumpang pada 2015 saat kesepakatan liberalisasi penerbangan (Asean Open Sky) diberlakukan.Direktur Angkutan Udara Kemenhub Tri S Sunoko berhitung, realisasi jumlah penumpang domestik selalu naik diatas 10%. Pada 2009 jumlah penumpang domestik sebanyak 43,8 juta penumpang atau naik 16% dibandingkan realisasi 2008 sebanyak 37 juta penumpang."Misalnya setiap tahun naik moderat 10% saja, berarti pada 2015 saat open sky jumlahnya bisa mencapai 77 juta penumpang. Jadi maskapai nasional seharusnya jangan pesimis penumpang kita diambil maskapai asing. Justru mereka seharusnya bisa berekspansi mengambil pasar internasional," kata Tri, Selasa (13/4).Tri mendengar kekhawatiran sejumlah maskapai, bahwa penerapan Asean Open Sky justru akan berpotensi menyebabkan pasar penumpang domestik dimakan maskapai asing. Menurut Tri, kunci utama yang harus dilakukan maskapai nasional untuk mampu bersaing dengan maskapai asing adalah dengan terus menambah pesawat yang dioperasikan."Kalau Garuda Indonesia, Lion Air, Batavia Air, Sriwijaya Air dan lain-lain terus menambah jumlah maskapai, saya optimis bisa menggarap Open Sky ini. Karena pola Open Sky hanya mengizinkan maskapai mengambil penumpang internasional point to point antar negara, tidak mengacak-acak pasar domestik," jelasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News