ASEAN sepakati delapan isu prioritas



JAKARTA. Negara-negara anggota ASEAN menyepakati delapan prioritas yang diusulkan Laos selaku Ketua ASEAN tahun 2016, dan untuk mewujudkan isu prioritas tersebut diperlukan koordinasi dengan seluruh badan sektoral baik pada pilar Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) maupun lintas pilar.

Hal tersebut disampaikan Staf Khusus Bidang Dukungan Kebijakan Prioritas Perdagangan Global Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo, dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (4/3).

Iman mewakili Menteri Perdagangan Republik Indonesia dalam pertemuan ASEAN Economic Ministers (AEM) Retreat ke-22, di Chiang Mai, Thailand.


Menurut Iman, deliverables atau isu prioritas yang diusung Laos selaku ketua ASEAN 2016 sangat baik bagi kelangsungan integrasi ekonomi di ASEAN. Beberapa deliverables prioritas yang diusulkan Laos juga sangat sejalan dengan program pemerintah Indonesia.

"Pemerintah saat ini tengah berupaya meningkatkan daya saing Indonesia di kancah perdagangan internasional. Yang menjadi prioritas Pemerintah Indonesia antara lain akses finansial untuk UMKM, business registration, ecotourism, dan sustainable tourism awards, serta pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)," kata Iman.

Delapan isu prioritas ASEAN di bawah keketuaan Laos di tahun 2016, framework fasilitasi perdagangan ASEAN (ATFF), kerangka kerja peraturan keamanan pangan, proses registrasi bisnis ASEAN dan Tariff Finder.

Selain itu, Deklarasi Viantine untuk ekowisata, ASEAN Award untuk wisata berkelanjutan, kerangka pengembangan dan kolaborasi untuk Zona Ekonomi Khusus (SEZ) dan masterplan untuk pengembangan Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam (CLMV).

Menurut Iman, para Menteri Ekonomi ASEAN juga sepakat agar ASEAN tetap menyelesaikan seluruh inisiatif yang tertunda dari Cetak Biru MEA 2015 dan mendukung implementasi inisiatif Cetak Biru MEA 2025 pada tahun 2016. 

Untuk kerja sama antara ASEAN dan Amerika Serikat, para menteri mendukung penyelesaian beberapa program kerja sama dan menugaskan para pejabat ekonomi seniornya untuk membahas lebih lanjut.

Pada AEM Retreat ke-22 ini, Iman yang juga menjabat sebagai Ketua Perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP)-Trade Negotiating Committee (TNC) melaporkan kepada para Menteri Ekonomi ASEAN mengenai perkembangan perundingan RCEP.

Menurutnya, para Menteri Ekonomi ASEAN sepakat memberikan dukungan politik agar ASEAN dapat menyelesaikan perundingan RCEP pada tahun ini. Sebab, RCEP akan menyederhanakan seluruh perjanjian perdagangan bebas antara ASEAN dengan negara mitra.

Dalam pertemuan tersebut, para menteri juga menerima laporan perkembangan kerja sama perdagangan bebas antara ASEAN dan negara mitranya.

Kerja sama perdagangan bebas tersebut antara lain ASEAN-China FTA, ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP), ASEAN-Korea FTA, ASEAN-Australia-New Zealand FTA, ASEAN-India FTA, dan perundingan ASEAN-Hong Kong FTA.

Setelah merampungkan pembahasan seluruh agenda pertemuan AEM Retreat, para Menteri Ekonomi melanjutkan pertemuan dengan European Union (EU) Trade Commissioner Cecilia Malmstrem dalam rangka AEM-EU Trade Consultation ke-14.

Isu yang menjadi fokus pembahasan antara lain terkait kemungkinan dibentuknya ASEAN-EU FTA sebagai agenda mendatang ASEAN dan EU dalam upaya meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi di kedua kawasan. Inisiatif ini akan ditangani secara bertahap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan