Asean+3 Berkolaborasi Tangkis Flu Babi



NUSA DUA. Pertemuan Menteri Keuangan negara Asia Tenggara dan tiga negara lain yakni Jepang, Korea Selatan, dan China (ASEAN+3) ternyata tak melulu soal ekonomi. Negara ASEAN+3 juga akan bekerjasama menangkal pandemi flu babi atau H1N1.Menteri Keuangan Sri Mul-yani Indrawati menyatakan, forum menteri keuangan itu sepakat bahwa ancaman flu H1N1 harus diwaspadai dan butuh usaha bersama yang serius. "Dampak flu bisa merusak stabilitas ekonomi yang kini masih terpukul krisis ekonomi global," katanya di Nusa Dua, Bali, Minggu (3/5).Menteri Keuangan Jepang Kaoru Yosano menambahkan, flu H1N1 berpotensi menjadi krisis global jika tidak ditangkal secara dini dan serius. "Setiap negara harus memiliki rencana menangkal flu H1N1," imbuhnya. Untuk itulah, ASEAN+3 sepakat bertukar informasi soal cara mencegah dan menangani flu H1N1. "Bertukar informasi sesuai pengetahuan dan pengalaman antarnegara penting dilakukan cepat," imbuh Yosano.Selain bertukar informasi, 13 negara itu juga saling membantu dalam pengadaan obat dan perangkat medis lain. Bahkan, Bank Pembangunan Asia (ADB) pun siap memberikan bantuan keuangan dan teknis kepada negara di Asia buat menangani flu H1N1.Memang, ADB tak menyediakan anggaran dan skema khusus. Pinjaman atau hibah yang diberikan akan memakai skema yang sudah ada. Yang pasti, duit itu akan diambil dari total pembiayaan ADB untuk tahun 2009 dan 2010 sebesar US$ 32 miliar. Mekanisme bantuan ini mirip saat virus SARS dan flu burung merebak. Presiden ADB, Haruhiko Kuroda bilang, penyebaran virus H1N1 semakin serius dan telah memunculkan ketidakpastian yang sangat besar di dunia.Sebagai catatan, kasus flu H1N1 yang juga dikenal sebagai Influenza A itu dilaporkan telah terjadi di 17 negara. Flu menimbulkan epidemi di Meksiko dan menyebabkan ratusan orang tewas. Satu kasus kini sudah ditemukan di Korea Selatan. Hong Kong bahkan memberlakukan kondisi darurat kesehatan setelah menemukan satu kasus. Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga mengumumkan status bahaya flu H1N1 setelah menemukan penularan dari manusia ke manusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: