JAKARTA. Tahun ini perusahaan asuransi jiwa patungan PT Avrist Assurance (Avrist) boleh berbangga diri karena asetnya naik 22% per September 2010 ini. September tahun lalu, Avrist baru mengantongi aset Rp 7,55 triliun, di September tahun ini sudah menjadi Rp 9,24 triliun. “Kenaikan aset terutama didongkrak oleh pertumbuhan penjualan produk unit link, baik produk single premium maupun first year premium,” kata Vice President and Assistant General Manager Avrist Hendra Than ditemui KONTAN. Maklum, tahun ini, Avrist memang jorjoran menggenjot strategi dan pengembangan bisnis perusahaan, apalagi setelah menggandeng dua pelaku industri asuransi jiwa asing dalam permodalan, yakni Deutsche Investitions-und Entwicklungsgesellschaft (DEG) dari Jerman dan Meiji Yasuda Life Insurance Company dari Jepang. Di sisi lain, Hendra melanjutkan, kondisi perekonomian nasional relatif terjaga dan tumbuh positif. Dengan demikian, secara langsung atau tidak langsung telah mendorong daya beli masyarakat terhadap produk asuransi. “Selain itu, bisnis asuransi syariah tahun ini juga mengalami perkembangan signifikan dan berkontribusi sampai 40% dari bisnis baru Avrist,” terang dia. Kondisi itu juga yang sepertinya menopang pertumbuhan ekuitas perusahaan menjadi Rp 1,59 triliun per September 2010 atau melejit sebanyak 57% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 1,01 triliun. Dengan tingkat kecukupan modal (risk based capital/RBC) 805% per kuartal ketiga tahun ini, jauh berbeda dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya berkisar 402%.
Aset Avrist naik 22%
JAKARTA. Tahun ini perusahaan asuransi jiwa patungan PT Avrist Assurance (Avrist) boleh berbangga diri karena asetnya naik 22% per September 2010 ini. September tahun lalu, Avrist baru mengantongi aset Rp 7,55 triliun, di September tahun ini sudah menjadi Rp 9,24 triliun. “Kenaikan aset terutama didongkrak oleh pertumbuhan penjualan produk unit link, baik produk single premium maupun first year premium,” kata Vice President and Assistant General Manager Avrist Hendra Than ditemui KONTAN. Maklum, tahun ini, Avrist memang jorjoran menggenjot strategi dan pengembangan bisnis perusahaan, apalagi setelah menggandeng dua pelaku industri asuransi jiwa asing dalam permodalan, yakni Deutsche Investitions-und Entwicklungsgesellschaft (DEG) dari Jerman dan Meiji Yasuda Life Insurance Company dari Jepang. Di sisi lain, Hendra melanjutkan, kondisi perekonomian nasional relatif terjaga dan tumbuh positif. Dengan demikian, secara langsung atau tidak langsung telah mendorong daya beli masyarakat terhadap produk asuransi. “Selain itu, bisnis asuransi syariah tahun ini juga mengalami perkembangan signifikan dan berkontribusi sampai 40% dari bisnis baru Avrist,” terang dia. Kondisi itu juga yang sepertinya menopang pertumbuhan ekuitas perusahaan menjadi Rp 1,59 triliun per September 2010 atau melejit sebanyak 57% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 1,01 triliun. Dengan tingkat kecukupan modal (risk based capital/RBC) 805% per kuartal ketiga tahun ini, jauh berbeda dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya berkisar 402%.