Aset bank syariah naik dua digit, begini pemicunya menurut bankir



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berbeda dengan bank konvensional, pertumbuhan bisnis bank syariah tercatat lebih positif. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per September 2020 total aset bank syariah telah menembus Rp 561,84 triliun. 

Realisasi itu tumbuh 14,56% dari periode September 2019 sebesar Rp 490,41 triliun. Nah bila dirinci pertumbuhan itu utamanya disumbang oleh kenaikan aset bank syariah BUKU III. Per September 2020 menurut data OJK total aset bank syariah BUKU III telah menembus Rp 187,28 triliun. Angka tersebut naik 82,21% secara tahunan atau year on year (yoy). 

Beberapa bankir syariah yang dihubungi Kontan.co.id mengatakan, kenaikan aset itu tentunya juga disebabkan adanya beberapa bank syariah yang naik ke BUKU III. Misalnya saja PT Bank BNI Syariah (BNI Syariah) dan PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS). 


Baca Juga: BRI segera tindaklanjuti pemberhentian Wisto Prihadi sebagai direktur

Sekretaris Perusahaan BNI Syariah Bambang Sutrisno mengamini kalau di kuartal III 2020 aset perseroan memang naik signifikan di kisaran 23,2% yoy menjadi Rp 54 triliun. "Pertumbuhan aset ini didukung oleh pertumbuhan DPK yang mencapai 25,0% dimana di dominasi oleh dana murah dengan CASA lebih dari 65%," tuturnya kepada Kontan.co.id, Kamis (3/12). 

Dia menambahkan, pertumbuhan aset industri perbankan syariah tahun ini juga sebagian besar didorong oleh implementasi Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di Aceh yang menjadi angin segar bagi industri perbankan syariah. Bagaimana tidak, potensi pertumbuhan aset bank syariah hanya dari implementasi tersebut ditaksir bisa mencapai Rp 20 triliun. "Diproyeksikan pertumbuhan aset syariah hingga akhir triwulan IV tahun 2020 ini akan terus meningkat," imbuhnya. 

Segendang sepenarian, Sekretaris Perusahaan BRIS Mulyatno memang bilang tren pertumbuhan aset bakalan terus meningkat. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan aset perseroan yang berhasil tumbuh 56,55% yoy per Oktober 2020. "Pertumbuhan ini selaras dengan target kami di tahun 2020," kata Mulyatno. 

Pihaknya pun sudah menyusun strategi untuk lebih injak gas meningkatkan aset. Salah satunya dengan tetap melakukan ekspansi pembiayaan terutama ke sektor-sektor yang potensial seperti bahan pokok dan alat kesehatan. "BRI Syariah juga berfokus kepada kredit usaha rakyat (KUR) dan pembiayaan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP)," paparnya. 

Baca Juga: Viral! Mesin CRM BCA eror, begini tanggapan manajemen

Setali tiga uang, Presiden Direktur PT Bank BCA Syariah John Kosasih menilai aset masih punya ruang untuk tumbuh akhir tahun ini. Namun, tidak akan sederas dalam keadaan normal. Sebab, dampak pandemi Covid-19 mau tidak mau masih berlangsung dan perbankan pun masih butuh waktu untuk menggenjot pertumbuhan. 

"Tahun ini aset BCA Syariiah diperkirakan bisa tumbuh sekitar 5-8% yoy. Demikian juga dengan tahun depan," ujar John. Walau begitu, anak usaha PT Bank Central Asia Tbk (BCA) ini meyakini di tahun 2021 pertumbuhan aset akan lebih kencang, sejalan dengan pembiayaan yang diramal bakal menggeliat. 

Sementara itu, pertumbuhan aset perbankan syariah secara industri menurut John juga disebabkan permintaan pembiayaan yang mulai pulih. "Dari sisi permintaan, selama ini terbukti bahwa pertumbuhan syariah memang selalu lebih besar," terangnya. Sebagai tambahan informasi saja, per September 2020 total pembiayaan bank syariah telah mencapai Rp 374,05 triliun. Meningkat 8,77% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 343,86 triliun atau yoy. 

Selanjutnya: Pemain bank BUKU IV bakal kian ramai, bagaimana persaingannya nanti?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi