KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) tumbuh positif dari segi aset, dana pihak ketiga dan laba di tengah tantangan pandemi selama tahun 2020. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur BCA Syariah Pranata dalam acara Pemaparan Kinerja Keuangan BCA Syariah 2020 secara virtual kepada media. Aset BCA Syariah di Desember 2020 tercatat sebesar Rp 9,7 triliun, naik 12,57% secara tahunan (yoy) dibandingkan Desember 2019 sebesar Rp8,6 triliun. Pertumbuhan aset BCA Syariah didukung oleh penambahan modal dari hasil penggabungan dengan Bank Interim Indonesia dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) per Desember 2020 yang tercatat sebesar Rp 6,8 triliun atau meningkat 10,37% yoy dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Sementara pembiayaan BCA Syariah sampai dengan 2020 relatif stagnan, sebagai dampak dari rendahnya permintaan pembiayaan untuk ekspansi usaha dalam masa pandemi.
Pembiayaan BCA Syariah per Desember 2020 tercatat sebesar Rp5,6 triliun, terkoreksi sebesar 1,35% yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: OJK usul spin off UUS bersifat suka rela, ini kata bankir Direktur BCA Syariah Pranata mengatakan, BCA Syariah tetap berkomitmen untuk melakukan fungsi intermediasi di tengah pandemi Covid-19 dengan tetap menyalurkan pembiayaan di samping melakukan restrukturisasi disesuaikan dengan kondisi usaha dan kebutuhan nasabah. "Ini merupakan bentuk dukungan kami terhadap sektor usaha dan mendukung pemulihan ekonomi dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian,” katanya dalam konferensi pers virtual, Senin (8/2). Penyaluran pembiayaan BCA Syariah masih difokuskan pada sektor produktif di antaranya sektor perdagangan dan proyek-proyek infrastruktur strategis pemerintah. Komposisi segmentasi pembiayaan BCA Syariah didominasi oleh pembiayaan komersial sebesar 75,61%, UMKM sebesar 22,11% dan pembiayaan konsumer sebesar 2,28%. Kualitas pembiayaan BCA Syariah dapat dipertahankan pada level yang rendah dan sehat dengan
non-performing financing (NPF)
gross tercatat sebesar 0,50% dan NPF net sebesar 0,01%. Baik NPF gross maupun net mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 0,58% dan 0,26%. Sejalan dengan kebijakan stimulus perekonomian nasional dari Regulator, BCA Syariah melakukan restrukturisasi pembiayaan pada tahun 2020 sebesar Rp876 miliar dengan komposisi 70% restruktur pembiayaan atau sebesar Rp 614 Miliar diberikan kepada nasabah yang terdampak Covid-19. Kendati menghadapi berbagai tantangan dalam penyaluran pembiayaan, Loan at Risk (LaR) BCA Syariah di Desember tercatat sebesar 16,34% atau turun sebesar 0,11% jika dibandingkan Juni 2020 yang tercatat sebesar 16,45%. Angka ini masih berada di bawah LaR Bank Umum Syariah yang per September 2020 tercatat sebesar 30%. Sejalan dengan kinerja baik yang diraih perbankan syariah nasional, Presiden Direktur BCA Syariah John Kosasih mengatakan BCA Syariah mampu menunjukkan kemampuannya untuk bertahan di tengah tantangan ekonomi. "Manajemen aset dan liabilitas secara optimal, serta penerapan tata kelola perusahaan yang baik dengan senantiasa mengedepankan prinsip kehatian-hatian menjadi kunci kami dalam melaksanakan operasional perbankan BCA Syariah," lanjutnya.
Baca Juga: Kinerja bank syariah ditopang Qanun LKS Profitabilitas sampai dengan Desember 2020 meningkat dengan Laba Sebelum Pajak (Profit Before Tax) tercatat sebesar sebesar Rp92,6 miliar, meningkat 11,17% dibandingkan dengan tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 83,3 miliar. Dalam mendukung tatanan kehidupan normal baru, BCA Syariah terus meningkatkan fitur-fitur e-channel untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bertransaksi bagi para nasabah. Di masa pandemi ini, pengguna mobile banking BCA Syariah Mobile meningkat 50% sebanyak 48.000 pengguna dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sekitar 32.000 pengguna. Sementara pengguna internet banking Klik BCA Syariah meningkat 128% menjadi sebesar menjadi 10.000 pengguna dibandingkan tahun lalu di kisaran 4.000 pengguna. Transaksi melalui e-channel mendominasi jumlah transaksi BCA Syariah selama tahun 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi