KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aset-aset berisiko di pasar keuangan domestik memiliki potensi yang lebih baik di semester II. Potensi risiko risk-on di pasar keuangan global menjadi pendorongnya. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, pada semester I 2024, pasar keuangan domestik banyak dipengaruhi dari perubahan ekspektasi investor terkait pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS). Ini sejalan dengan data ekonomi AS yang masih solid. Josua berpandangan, sentimen terkait arah ekonomi AS diperkirakan masih mendominasi pasar keuangan global pada semester II. "Namun dengan arah yang cenderung berbeda dibandingkan dengan sentimen pada semester I," ujar dia kepada Kontan.co.id, Selasa (25/6).
Perbedaan ini disebabkan oleh proyeksi bahwa ekonomi AS diperkirakan akan mengalami perlambatan, terutama dari sisi inflasi dan tenaga kerja. Sehingga, ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed akan meningkat. Baca Juga: IHSG Naik 0,62% ke 6.925 di Sesi I Rabu (26/6), AMMN, INKP, BRPT Top Gainers LQ45 Sentimen tersebut berpotensi mendorong peningkatan permintaan aset-aset berisiko di pasar keuangan, termasuk di dalamnya aset keuangan berdenominasi rupiah, seperti saham dan SBN. "Dengan kondisi tersebut, aset-aset berisiko memiliki potensi yang relatif baik pada semester mendatang," sebutnya.