KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) sukses menorehkan pertumbuhan aset dengan gemilang dalam lima tahun terakhir meskipun kondisi ekonomi cukup menantang selama periode tersebut akibat Pandemi Covid-10 dan gejolak global. Per Juni 2024, total aset bank berkode saham BBTN ini sudah mencapai Rp 455,6 triliun. Angka ini meningkat 46,1% dari akhir tahun 2019 yang nil baru mencapai Rp 311,77 triliun.
Corporate Secretary BTN Ramon Armando mengatakan transformasi dan inovasi menjadi kunci pertumbuhan aset tersebut, terutama dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan keuangan termasuk KPR.
Dengan transformasi, BTN tidak hanya memperkuat pembiayaan perumahan tapi juga memperluas ke lini bisnis lainnya. Ia bilang, BTN terus berbenah dalam lima tahun terakhir dan menjalankan transformasi di berbagai aspek, baik bisnis, operasional, teknologi, kultur, maupun sumber daya manusia. “Tujuan tranfsormasi itu untuk meningkatkan kinerja dan memperkuat kualitas bisnis agar perseroan dapat menciptakan pertumbuhan yang lebih baik dan berkelanjutan di masa depan, serta memberikan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan,” kata Ramon dalam keterangannya, Jumat (27/9).
Baca Juga: Gaet Syailendra Capital, BTN Targetkan Pertumbuhan Dana Kelolaan Reksadana 20% Peningkatan aset BTN tersebut juga didorong penyaluran kredit dan pembiayaan syariah yang melaju selama lima tahun terakhir. Per Juni 2024, kredit dan pembiayaan BTN berada mencapai Rp 352,06 triliun, meningkat 40,9% dari akhir 2019 sebesar Rp 249,7 triliun. Ramon bilang, pertumbuhan kredit dan pembiayaan sejalan dengan komitmen BTN menjadi mitra keuangan yang diandalkan bagi pemangku kepentingan dalam ekosistem perumahan dengan menyediakan solusi menyeluruh dari sisi supply dan demand. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa aju penyaluran kredit dan pembiayaan juga meningkat didukung optimalisasi digital yang mempermudah nasabah mengakses layanan perbankan BTN. Kinerja penyaluran kredit dan pembiayaan juga sukses mempertahankan posisi BTN sebagai pemimpin pasar KPR di Indonesia dengan penguasaan pangsa pasar sekitar 40%. Melalui penyaluran kredit, BTN juga ikut menggerakkan 181 sub-sektor ekonomi serta lebih dari 7.000 pengembang perumahan dan 3.000 notaris telah bermitra dengan perseroan.
Baca Juga: Penurunan Suku Bunga Jadi Harapan Perbaikan Margin di BTN Di Indonesia, BTN pun tercatat menjadi bank satu-satunya yang memiliki portofolio terbesar di sektor perumahan, yakni 85% dari total kredit dan pembiayaannya disalurkan ke sektor tersebut. BTN juga telah menyalurkan kredit dan pembiayaan untuk 5,2 juta unit rumah sejak tahun 1976. Selain mendukung melalui penyaluran KPR subsidi, kata RAmon, BTN juga aktif memberikan ide dan masukan kepada pemerintah agar program perumahan subsidi dapat berjalan dengan baik dan lebih tepat sasaran. Salah satu dengan merancang skema subsidi baru agar lebih efektif dinikmati oleh masyarakat yang membutuhkan dan tidak membebani keuangan negara. Tidak hanya kuat dalam KPR subsidi, BTN juga dikenal handal dalam penyaluran KPR Non -Subsidi, terbukti dengan terus meningkatnya penyaluran kredit dan pembiayaan.
Baca Juga: DPK Tumbuh Melambat, Pendanaan Non DPK Bisa Jadi Andalan Perbankan Dalam setahun terakhir, BTN juga telah memperluas ekspansi KPR Non-Subsidinya ke segmen Emerging Affluent atau kelas menengah ke atas untuk menyediakan pertumbuhan yang berkelanjutan. Permintaan KPR di segmen tersebut terus bertumbuh karena BTN mampu bersaing dengan bank-bank lain yang dikenal menjadi pemain-pemain utama di segmen tersebut. “BTN secara khusus mempertajam strategi untuk dapat melayani segmen KPR Non-Subsidi lebih baik melalui pendirian Sales Center, yang memiliki kemampuan untuk menangkap permintaan di segmen tersebut.” pungkas Ramon. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dina Hutauruk