KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keungan (OJK) menyebutkan bahwa hingga Oktober 2024, total aset dana pensiun sukarela mengalami kontraksi sebesar Rp 1,3 triliun secara bulanan menjadi Rp 379,50 triliun. Menanggapi hal ini, Direktur Utama Dana Pensiun BCA (DPBCA), Budi Sutrisno menyebutkan sejumlah faktor makro yang membuat aset dana pensiun sukarela tersebut mengalami penurunan, diantaranya yaitu, fluktuasi suku bunga yang juga berimbas pada instrumen investasi pendapatan tetap seperti obligasi pemerintah. “Instrumen ini seringkali digunakan dana pensiun sabagai pilihan investasi,” kata Budi kepada Kontan, Kamis (26/12).
Menurut dia fluktuasi yang tinggi di pasar saham dan obligasi berdampak langsung pada nilai aset dana pensiun, ditambah kondisi ekonomi domestik dan global yang bisa sangat mempengaruhi daya tarik investasi di Indonesia. Kemudian, Budi mengatakan bahwa inflasi yang tinggi juga dapat menggerus nilai manfaat pensiun dan memengaruhi strategi investasi dana pensiun.
Baca Juga: Rupiah Melemah, Klaim Asuransi Kesehatan Berpotensi Naik Budi menambahkan, faktor yang bisa menjadi tantangan ketahanan dana pensiun sukarela yakni, volatilitas pasar, ketidakpastian global seperti perang, kebijakan moneter hingga harga komoditas. Selain itu, menurut dia adanya perubahan regulasi dana pensiun juga bisa berdampak pada strategi investasi. Kendati begitu, Budi melihat ada peluang bagi dana pensiun untuk meningkatkan aset kelolaannya, seperti penurunan suku bunga yang dapat memberikan potensi apresiasi nilai obligasi dan mendorong investasi ke aset berisiko seperti saham. “Tak hanya itu, saya menilai kestabilan inflasi juga akan memberikan kepastian dalam pengelolaan portofolio jangka panjang. Potens
i window dressing akhir tahun ini, juga berpotensi mendorong kenaikan kinerja pasar saham dalam jangka pendek," imbuhnya. Sementara itu, Budi menilai bahwa penurunan aset dana pensiun sukarela per Oktober 2024 tersebut juga dipengaruhi dari adanya penarikan dana manfaat oleh peserta yang pensiun atau perubahan kebijakan pembayaran dana. “Kemudian, kinerja investasi yang sedang dalam performa buruk juga membuat aset dana pensiun sukarela menjadi anjlok per Oktober 2024 tersebut. Tapi saya menilai, meskipun turun, angkanya masih dalam kondisi yang aman,” kata dia. Secara umum, Budi memprediksi bahwa aset dana pensiun sukarela masih cukup likuid pada tahun 2025, mengingat porsi investasi signifikan di instrumen seperti deposito atau obligasi pemerintah. Namun, penurunan aset dapat menjadi sinyal untuk memprioritaskan likuiditas dalam alokasi portofolio.
Baca Juga: Investasi Penyertaan Langsung Dana Pensiun Bank Mandiri Capai 7,34% per November 2024 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati