Aset dasar obligasi korporasi jadi tumpuan



JAKARTA. Bagi reksadana pendapatan tetap, obligasi pemerintah maupun korporasi selalu jadi pilihan aset dasar utama. Demi mengejar imbal hasil optimal, sebagian produk memaksimalkan penempatan aset dasarnya pada obligasi korporasi.

Strategi ini juga diterapkan oleh PT Eastspring Investments Indonesia terhadap salah satu produk reksadana pendapatan tetapnya Eastspring Investments IDR High Grade. Chief Executive Officer Eastspring Investments Indonesia, Riki Frindos mengatakan reksadana ini menerapkan fleksibilitas dalam berinvestasi pada obligasi pemerintah maupun obligasi korporasi. Tapi alokasinya dioptimalkan pada obligasi korporasi sebagai strategi peningkatan imbal hasil (yield enhancement).

“Dalam pengelolaan setiap portofolio pendapatan tetap, kami selalu bertujuan untuk memberikan nilai tambah hasil investasinya,” ujar Riki.


Ia menambahkan nilai tambah tersebut berasal dari penerapan strategi durasi dan kurva imbal hasil serta strategi pemilihan obligasi korporasi (credit strategy).

Strategi itu sesuai dengan penyematan nama “High Grade” pada produk ini, yang bermakna secara aktif membentuk portofolio yang berisi instrumen obligasi dengan kualitas yang baik (high-grade) untuk mendapatkan potensi peningkatan imbal hasil bagi investor. Diharapkan dengan strategi tersebut, investor mendapat potensi imbal hasil investasi dalam jangka menengah hingga jangka panjang.

Produk ini meluncur pada 9 Januari 2013. Per 26 Agustus 2014, nilai aktiva bersih (NAB) per unit penyertaan produk ini senilai Rp 945,78. Kendati demikian, kinerja produk ini belum terlihat cemerlang. Tapi perlu diingat, kinerja pasar modal tahun 2013 memang buruk. Sejak diluncurkan, imbal hasil produk ini masih minus 5,42%.

Total dana kelolaan dari reksadana ini per akhir Juli 2014 sebesar Rp 30,62 miliar. Riki enggan menargetkan secara spesifik berapa target dana kelolaannya pada akhir 2014. "Yang jelas kami berharap dana kelolaannya terus tumbuh karena produk kami adalah salah satu alternatif investasi yang dapat memenuhi kebutuhan nasabah,” tambah Riki.

Minimum investasi di produk ini sebesar Rp 100.000 atau sesuai dengan kebijakan masing-masing agen penjual. Eastspring Investments Indonesia juga menjual produk ini di Commonwealth Bank, Standard Chartered Bank, ANZ dan Mandiri Sekuritas. Reksadana ini mengutip biaya pembelian maksimum 1% dan biaya penjualan 0,5%. Serta ada biaya jasa manajer investasi sebesar 2% dan bank kustodian 0,2%.

Analis PT Infovesta Utama, Viliawati mengatakan strategi penempatan mayoritas aset dasar di obligasi korporasi memberi keunggulan karena harganya yang lebih stabil dibanding pergerakan harga obligasi pemerintah. "Namun obligasi korporasi cenderung kurang likuid dibanding obligasi pemerintah," ujar Viliawati.

Strategi portofolio ini juga bisa menguntungkan saat kinerja obligasi pemerintah tertekan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Jadi produk ini mampu memberi return di atas rata-rata reksadana pendapatan tetap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat