KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan aset telah menyelimuti industri asuransi jiwa sepanjang 2022. Namun, kondisi tersebut tak banyak mengubah dominasi aset asuransi jiwa yang merupakan joint venture dari perusahaaan asuransi asing. Jika menilik data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), aset industri asuransi jiwa turun tipis 0,67% secara tahunan menjadi Rp 585,86 triliun di Desember 2022. Posisi tersebut menjadi yang paling rendah sepanjang 2022. Sementara itu, 64,59% dari aset tersebut didominasi oleh 10 perusahaan asuransi jiwa yang memiliki aset terbesar dari industri ini. Dimana, lima besar diantaranya merupakan perusahaan asuransi joint venture dari perusahaaan asuransi asing.
Baca Juga: IFG Life Dapat PMN Lagi, Kini Rp 3 Triliun Prudential Indonesia masih tercatat sebagai pemilik aset terbesar senilai Rp 61,32 triliun. Sama halnya dengan yang terjadi pada industri, asetnya turun 4,78% yoy. Posisi kedua diisi oleh Manulife Indonesia menjadi perusahaan dengan aset senilai Rp 58,75 triliun. Senasib, aset Manulife turun tipis sekitar 1,75% secara tahunan. Chief Financial Officer Manulife Indonesia Meylindawati mengungkapkan, nilai investasi perusahaan yang dipengaruhi oleh fluktuasi pasar modal saat ini dan kenaikan suku bunga memberikan dampak negatif terhadap nilai aset perusahaan. “Namun, fluktuasi pasar modal tersebut bersifat sementara, sebagai akibat dari kenaikan inflasi yang terjadi saat ini,” ujar Meylindawati. Meskipun demikian, ia melihat posisi keuangan Manulife masih terbilang kuat. Hal ini tercermin dari RBC tahun 2022 yaitu 588% dan total klaim per Desember 2022 sebesar Rp 7.9 triliun. Ke depan, ia bilang Manulife optimistis bisa meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dengan strategi dan fokus yang tepat. Salah satunya dengan melakukan optimalisasi kanal distribusi. Mengenai aset, ia bilang bahwa telah mengelola dana perusahaan melalui diversifikasi instrumen investasi untuk mempertahankan portfolio yang optimal dari perspektif risiko dan pengembalian “Dan juga memenuhi kewajiban kami kepada nasabah,” imbuhnya. Di posisi ketiga, ada Indolife Pensiontama yang memiliki aset senilai Rp 52,58 triliun. Sedikit berbeda, Indolife menjadi salah satu perusahaan yang mengalami pertumbuhan aset di 2022 sebesar 8.03% yoy. Adapun, yang mengalami pertumbuhan aset terbesar dalam 10 perusahaan aset jiwa yang memiliki aset jumbo adalah BRI Life. Dimana, pertumbuhannya mencapai 18% menjadi Rp 20,99 triliun.
Baca Juga: Konsekuensi Bertahan Jadi Mutual, Rugi Dibagi Rata, Klaim Nasabah Bumiputera Tergerus Direktur Utama BRI Life Iwan Pasila melihat kenaikan tersebut ditopang oleh pertumbuhan premi dan pengelolaan investasi sesuai kebijakan investasi yang sudah disusun perusahaan. Ia menjelaskan premi yang diperoleh akan diinvestasikan sesuai dengan karakteristik kewajiban pada media investasi yang baik. Jika karakteristik risiko merupakan jaminan atas risiko tertentu, maka tidak bisa diinvestasikan di saham secara signifikan. “Karena akan fluktuasi nilainya,” imbuhnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi