Aset industri penjaminan tumbuh hampir dua kali lipat



JAKARTA. Kendati belum ada tambahan perusahaan penjaminan, industri penjaminan tanah air menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mencatat di akhir kuartal tiga, aset berhasil tumbuh hampir dua kali lipat dari periode yang sama tahun lalu, sebesar 93,23% menjadi Rp 3,77 triliun. Total pendapatan industri penjaminan juga melesat 98,22% menjadi Rp 740,17 miliar. Alhasil, laba bersih ikut-ikutan naik menjadi Rp 459,53 miliar, dengan pertumbuhan 122,26%.Di sisi lain, meningkatnya outstanding penjaminan juga memicu kenaikan beban sebesar 68,44%, menjadi Rp 270,64 miliar. Tapi jika dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu yaitu Rp 459,55 miliar, angka ini sebenarnya sudah mengalami penurunan tajam.Meskipun industri penjaminan cukup ekspansif, kualitas penjaminan kredit membaik dengan persentase kredit lancar yang terus meningkat dari 99,61% per September tahun lalu dan 99,69% per akhir tahun lalu, menjadi 99,83%. Sebaliknya, kredit macet terus menyusut menjadi hanya 0,03%.Data ini dikompilasi dari empat perusahaan penjaminan, yaitu Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), Penjamin Kredit Pengusaha Indonesia (PKPI), serta dua perusahaan penjaminan kredit daerah (Jamkrida) di Jawa Timur dan Bali. Sampai saat ini belum ada izin pendirian Jamkrida baru yang dikeluarkan Bapepam-LK.Namun jika ditelusuri lebih dalam, pasar industri penjaminan ternyata masih dikuasai pemain lama. Direktur Penjaminan Jamkrindo Nanang Waskito sempat bilang saat ini aset perusahaannya sudah mencapai Rp 3,6 triliun. Sedangkan aset jamkrida masih mini."Aset kami per Oktober sebesar Rp 53,30 miliar," ujar I Ketut Indra Satya Dharma Putra, Direktur Jamkrida Bali kepada KONTAN, Selasa (22/11). Pada saat baru dibentuk Desember tahun lalu, aset Jamkrida Bali masih Rp 50 miliar. Indra memperkirakan sampai akhir tahun aset perusahaannya hanya akan bertambah sedikit dari posisi sekarang. Dia beralasan, Jamkrida Bali adalah lembaga baru yang harus mengedepankan prinsip kehati-hatian. Karena belum mendapat izin menjamin kredit usaha rakyat (KUR), Jamkrida Bali baru melakukan penjaminan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), terutama di sektor perdagangan dan peternakan. Indra mengklaim sampai saat ini belum ada kredit yang macet.Sementara itu aset Jamkrida Jawa Timur saat ini sebesar Rp 150 miliar, meningkat dari Rp 100 miliar di akhir tahun lalu. Direktur Jamkrida Chusnul Maarif bilang, "Sampai akhir tahun aset bisa mencapai Rp 180 miliar."Pendapatan dan laba bersih perusahaan yang dibentuk awal tahun lalu ini juga sudah menyalip pencapaian sepanjang tahun lalu. Pendapatan per 31 Oktober sebesar Rp 9,9 miliar, sedangkan laba bersih Rp 9,9 miliar. Sebagai perbandingan, pendapatan dan laba bersih tahun lalu masing-masing Rp 6,4 miliar dan Rp 3,6 miliar. Kualitas juga bisa dibilang sangat bagus dengan kredit macet hanya 0,016%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Djumyati P.