Aset Kelolaan BlackRock Melonjak hingga Mencapai Rekor US$11,5 Triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. BlackRock, perusahaan manajer aset terbesar di dunia, berhasil mencatat lonjakan aset kelolaan (AUM) ke rekor tertinggi sepanjang masa sebesar US$11,5 triliun pada kuartal terakhir.

Pertumbuhan ini didorong oleh reli pasar dan rekor arus kas baru yang masuk dari investor.

Peningkatan Pendapatan dan Margin

Arus masuk modal yang kuat ini berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan sebesar 15 persen menjadi US$5,2 miliar, melampaui ekspektasi para analis. Dengan meningkatnya margin operasional, laba bersih perusahaan melonjak menjadi US$1,63 miliar.


Pertumbuhan aset BlackRock mencapai 26 persen pada kuartal ini, didukung oleh US$160 miliar arus masuk jangka panjang, sementara investor juga menambahkan US$61 miliar ke produk manajemen kas perusahaan.

Baca Juga: Blackrock Danai Proyek AI di Microsoft

Faktor Pendorong: Penurunan Suku Bunga dan Reli Pasar

Salah satu pendorong utama pertumbuhan aset ini adalah prospek penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS. Antisipasi akan kebijakan ini menarik minat investor untuk memasukkan dana mereka ke dalam dana obligasi, sementara indeks S&P 500 mengalami kenaikan sebesar 5,5 persen selama kuartal tersebut.

Menurut CEO Larry Fink, strategi BlackRock telah terbukti efektif dalam mendukung pertumbuhan yang menguntungkan. Ia menegaskan bahwa perusahaan berhasil memanfaatkan teknologi, skala, dan jejak globalnya untuk terus memperkuat posisinya di pasar.

"Kami memiliki strategi yang ambisius, dan strategi ini bekerja," kata Fink pada hari Jumat.

Dengan strategi ini, saham BlackRock telah meningkat hampir 20 persen sepanjang tahun ini, mendekati rekor tertinggi US$971 yang tercapai pada November 2021. Dalam perdagangan sebelum pasar dibuka pada Jumat, harga saham BlackRock sedikit mengalami perubahan.

Arus Kas Baru: ETF dan Produk Indeks sebagai Andalan

Sebagian besar dana baru yang masuk ke BlackRock dialokasikan ke dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) dan produk indeks, yang telah menjadi inti dari bisnis perusahaan selama ini.

Baca Juga: Blackrock Bakal Beli Global Infrastructure Senilai US$ 12,5 Miliar

Namun, BlackRock juga sedang melakukan ekspansi besar-besaran ke aset alternatif yang menawarkan biaya lebih tinggi. Ini mencakup berbagai produk seperti infrastruktur dan kredit swasta.

Upaya BlackRock untuk memperluas jangkauannya di sektor aset alternatif terlihat jelas dengan pembelian Global Infrastructure Partners senilai US$12,5 miliar, yang rampung setelah kuartal berakhir. Selain itu, Financial Times melaporkan bahwa BlackRock tengah mempertimbangkan untuk membeli HPS, sebuah manajer kredit swasta yang awalnya merupakan bagian dari JPMorgan.

Analis yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan pendapatan perusahaan sebesar US$5 miliar. Namun, pendapatan operasional yang disesuaikan meningkat sebesar 26 persen menjadi US$2,1 miliar, mengalahkan ekspektasi yang berada di bawah US$2 miliar.

Selanjutnya: Saham-Saham Big Caps Masih Banyak Dilepas Asing di Akhir Pekan Ini

Menarik Dibaca: Havaianas Warehouse Big Sale 2024, Ini Saatnya Bersantai di Bali dan Nikmati Diskon

Editor: Handoyo .