JAKARTA. Di tengah kondisi pelambatan pertumbuhan ekonomi sejak pertengahan tahun ini, para pelaku industri keuangan nonbank (IKNB) patut bersyukur. Maklum, berdasarkan data terkini yang dimiliki Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total aset industri ini mencapai Rp 1.273,64 triliun atau lebih tinggi 9% dibandingkan akhir tahun 2012. Adapun yang termasuk dalam industri keuangan adalah asuransi, dana pensiun, lembaga pembiayaan atau multifinance, lembaga jasa keuangan syariah, lembaga penunjang dan lembaga jasa keuangan lain. Sedangkan menurut OJK, yang termasuk lembaga jasa keuangan lain adalah perusahaan penjaminan kredit, perusahaan penjaminan infrastruktur, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), PT Sarana Multigriya Finansial (SMF), pegadaian, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), dan Lembaga Keuangan Mikro. Nah, industri keuangan nonbank yang bernafaskan sistem syariah mencatat pertumbuhan aset paling cepat. Nilai asetnya yang sebesar Rp 44 triliun memang tergolong mini lantaran tak sampai 5% dari keseluruhan aset IKNB. Namun, pertumbuhannya sejak akhir 2012 hingga akhir September lalu 24,38%.
Aset keuangan non-bank semakin gemuk
JAKARTA. Di tengah kondisi pelambatan pertumbuhan ekonomi sejak pertengahan tahun ini, para pelaku industri keuangan nonbank (IKNB) patut bersyukur. Maklum, berdasarkan data terkini yang dimiliki Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total aset industri ini mencapai Rp 1.273,64 triliun atau lebih tinggi 9% dibandingkan akhir tahun 2012. Adapun yang termasuk dalam industri keuangan adalah asuransi, dana pensiun, lembaga pembiayaan atau multifinance, lembaga jasa keuangan syariah, lembaga penunjang dan lembaga jasa keuangan lain. Sedangkan menurut OJK, yang termasuk lembaga jasa keuangan lain adalah perusahaan penjaminan kredit, perusahaan penjaminan infrastruktur, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), PT Sarana Multigriya Finansial (SMF), pegadaian, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), dan Lembaga Keuangan Mikro. Nah, industri keuangan nonbank yang bernafaskan sistem syariah mencatat pertumbuhan aset paling cepat. Nilai asetnya yang sebesar Rp 44 triliun memang tergolong mini lantaran tak sampai 5% dari keseluruhan aset IKNB. Namun, pertumbuhannya sejak akhir 2012 hingga akhir September lalu 24,38%.