KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca
halving, harga asset kripto cenderung bergerak
sideways. Meski begitu, analis menilai harganya akan kembali naik. Berdasarkan data
coinmarketcap, Bitcoin (BTC) bertengger di US$61.754 pada Jumat (3/5) pukul 21.02 WIB. Harga itu naik 6,20% dalam 24 jam terakhir, tetapi turun 3,76% dalam sepekan terakhir. Sebelumnya, harga BTC sempat terlempar ke kisaran US$59.000
Baca Juga: Blockchain dan Kripto Jadi Fondasi Baru Era Digital di Tengah Ketidakpastian Global CEO TRIV Gabriel Rey mengatakan, penurunan harga BTC pasca
halving merupakan hal yang wajar. Ia mengatakan, pada
halving pertama harga BTC turun sekitar 56%, halvng kedua turun sekitar 46%, dan saat ini turun sekitar 12%. "Ini wajar, konsolidasi sebelum lanjutan bull-run," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (3/5). Karenanya, ia menilai investor tidak perlu khawatir dan menjadikan momentum koreksi untuk akumulasi.
Baca Juga: TPPU Menggunakan Aset Kripto Dinilai Lebih Mudah Dilacak Lanjutnya,
bullish market akan terus berjalan dan umumnya 'take effect' sekitar 6-12 bulan dari
halving. "Sehingga tinggal menunggu Waktu apakah akhir tahun ini atau akhir tahun depan BTC ke US$ 100 ribu," sebutnya. Selain itu, saat ini pasar juga menantikan keputusan SEC terkait ETF Ethereum pada 24 Mei 2024. Gabriel menilai, jika disetujui maka akan memberikan dampak yang positif. Namun, jika ditolak juga akan memberikan efek sangat besar terhadap harga altcoin. Namun untuk saat ini, Gabriel menilai pasar aset kripto masih akan bergerak
sideways. Support BTC di US$ 50.000 - US$ 53.000 dan resistance di US$ 68.000. "Kondisi sideways akan berjalan selama 3-4 bulan ke depan," katanya.
Baca Juga: Harga Bitcoin Jatuh di Bawah US$ 60.000, Simak Prospek Selanjutnya CEO Indodax Oscar Darmawan sependapat bahwa nilai aset kripto akan Kembali naik di tengah kondisi saat ini. "Sentimen yang dapat mengangkat harga aset kripto ini termasuk adanya kepastian regulasi yang lebih jelas, peningkatan adopsi dan penggunaan dalam industri, serta perkembangan teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi dan keamanan jaringan blockchain," paparnya. Ia pun memproyeksikan di akhir tahun ini Harga BTC akan mencoba menembus Rp 1,5 miliar. Dengan kondisi saat ini, Oscar menyarankan penting untuk melakukan riset yang mendalam tentang proyek kripto tertentu, memahami faktor-faktor yang mempengaruhi harga, serta memiliki rencana manajemen risiko yang jelas.
Baca Juga: Transaksi Aset Kripto Capai Rp 158,8 Triliun di Kuartal I-2024, Meningkat Hampir 400% Diversifikasi portofolio juga merupakan strategi yang direkomendasikan untuk mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan dalam jangka panjang. "Selain itu, penting untuk tetap mengikuti perkembangan pasar, beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar yang dinamis, dan berinvestasi secara rutin dengan menggunakan teknik DCA (
Dollar Cost Averaging)," jelasnya.
Sementara Gabriel menuturkan, jika ingin fokus pada aset kripto maka investor sebaiknya menghindari altocoin terlebih dahulu. Dijelaskan, pada halving sebelumnya, ketika
bull market halving banyak dana masuk ke altcoin. Namun, saat ini aliran dana belum berputar ke altcoin dan masih didominasi BTC yang sudah sampai titik tertinggi 2-3 tahun terakhir, yaitu 56%. "Artinya uang masih berputar di BTC dan belum uang keluar ke altcoin. Jadi investor sebaiknya untuk
heavy Bitcoin dan yang ideal 60% BTC, baru sisanya di altcoin," imbuhnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto