KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aset kripto tumbang dalam sepekan terakhir. Harga aset kripto sempat naik di tengah pekan. Rupanya itu adalah
bull trap yang cukup keras menghantam sejumlah aset kripto. Sejumlah aset kripto berkapitalisasi besar atau
big cap kembali berbalik arah ke zona merah setelah tampil gemilang, pasca The Fed menaikkan suku bunganya. Misalnya saja, Bitcoin tercatat turun 1,77% dalam 24 jam terakhir ke US$ 21.081. Nilai Ethereum turun 4,03% ke US$ 1.096. Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan, kripto terutama Bitcoin bergerak secara anomali. Permainan
whales atau bandar sangat terlihat sehingga reli singkat pasca kenaikan suku bunga AS merupakan
bull trap.
Baca Juga: Terseret Kejatuhan Indeks Saham, Harga Bitcoin Terjungkal ke Level US$ 20.000 "Reli Bitcoin tidak akan berlanjut.
Bull trap sangat gamblang terlihat, sehingga banyak investor tidak memutuskan untuk membeli di level ini. Kecemasan investor juga mirip seperti yang terjadi di pasar modal. Mereka takut The Fed akan mengerek suku bunga acuannya dan membawa ekonomi AS ke resesi. Sehingga, memilih menjauh dari pasar aset berisiko," kata Afid dalam rilis, Jumat (17/6).
Bull trap bisa dibilang kondisi yang sepertinya akan menguat. Tetapi, harga melanjutkan penurunan sehingga investor yang beli di kondisi harga yang mulai menanjak malah nyangkut. Secara teori, kenaikan suku bunga bakal mengurangi minat investor untuk menyimpan hartanya di aset berisiko seperti kripto dan saham. Investor maupun ritel cenderung akan memilih institusi keuangan tradisional atau perbankan untuk menyimpan asetnya. Hal tersebut jelas akan berdampak pada kondisi pasar kripto yang bakal kehilangan volume perdagangan dalam beberapa waktu ke depan. Dengan asumsi tersebut, harga kripto dan Bitcoin dikhawatirkan akan kembali melorot.
Baca Juga: Masih Tertekan, Level US$ 20,000 Jadi Support Penting Bagi Bitcoin Menunggu Tren Bitcoin di Bawah $ 20.000
Afid melihat pasar kripto akan terus tertekan. Pelemahan ekonomi yang dikhawatirkan akan berujung resesi tentu akan berdampak pada semua sektor investasi, termasuk kripto. Harga Bitcoin diprediksi akan jatuh di bawah US$ 20.000. Secara pergerakan pasar pun tidak ada satupun tanda yang memberi sinyal
bullish, baik dari sisi analisis teknikal maupun sentimen lainnya. "Jika
bear market masih terus berlanjut harga Bitcoin bisa turun dan mencoba untuk melanjutkan tren dengan menarik di bawah US$ 20.000. Jika berhasil turun, BTC bisa ke level
support berikutnya di US$ 17.500 dan kemudian US$ 16.000," imbuh dia.
Baca Juga: Bill Gates Tolak NFT dan Sebut 100% Didasarkan pada Teori Bodoh Bitcoin Fear & Greed Index juga masih terus menunjukkan posisi melemah di
extreme fear. Investor tampak belum terlalu percaya diri untuk membeli BTC saat ini. Kondisi makroekonomi dan geopolitik yang membaik bisa memompa kembali perdagangan aset kripto. Faktor yang dapat memfasilitasi kenaikan harga paling utama adalah kelonggaran kebijakan moneter The Fed yang memungkinkan beberapa likuiditas mengalir ke pasar keuangan, sehingga memicu reli kripto berikutnya. Selain itu, faktor peralihan Ethereum ke sistem bukti kepemilikan yang diharapkan bisa diterapkan pada kuartal ketiga 2022 juga bisa meningkatkan pergerakan market kripto ke arah
bullish. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati