JAKARTA. Nasib puluhan ribu investor di Koperasi Langit Biru (KLB) semakin terpuruk. Setelah terancam tidak menikmati pembayaran bonus bulan Februari 2012, para investor harus siap-siap melihat seluruh aset koperasi tersebut menjadi barang sita jaminan di Pengadilan Negeri Tangerang, Banten. Hananta Yudha, Pengacara Safuan Aruji yang berperkara dengan Jaya Komara, akan mengajukan permohonan sita jaminan itu ke PN Tangerang dalam waktu dekat. Tujuannya agar aset-aset ini tak dipindahtangankan selama belum ada putusan pengadilan. "Kami sudah siapkan permohonannya. Tapi kami lihat perkembangannya nanti," kata Hananta, kemarin. Objek sita jaminan terdiri dari aset bergerak dan tidak bergerak milik KLB seperti bangunan dan kendaraan. Harta pribadi Jaya Komara juga tidak lepas dari objek sita. Nilai gugatan materiil Safuan mencapai Rp 86 miliar. Sedang imaterial senilai Rp 100 miliar.
Berdasarkan informasi yang diterima KONTAN, Safuan Selasa malam (21/2,) sudah menyerahkan surat kuasa untuk mengamankan semua aset-aset bergerak dan tidak bergerak milik KLB. Kuasa itu diberikan kepada Lurah Bukit Cikasungka Tangerang, Holil Rahmat Jaya, dan Anggota DPRD Kabupaten Tangerang, Dadah Dachiyat Tunggara. Hananta membenarkan soal pertemuan ini. Pengacara Jaya Komara, Turaji, tak bersedia menanggapi. Sengketa antar pemilik Kasus antara Safuan Aruji dan Jaya Komara berawal dari pinjam meminjam uang senilai Rp 10 juta yang rencananya akan digunakan Jaya sebagai modal bisnis daging di tahun 2010. Jaya berjanji membagi keuntungan bisnis tersebut 50:50 kepada Safuan. Sampai kongsi usaha itu berkembang, Safuan mengklaim tak mendapat bagi hasil dari Jaya. Hananta juga menyatakan, kliennya tidak menerima pengembalian uang pinjaman. Tapi klaim ini dibantah oleh Taruji, pengacara Jaya Komara. Ia bilang, berdasarkan penuturan Jaya, uang itu sudah dikembalikan. Hananta bercerita, kliennya juga menjajaki kerjasama dengan Jaya saat mendirikan PT Safwa Tirta Jaya (STJ), distributor air mineral dan KLB. Safuan bahkan tercatat sebagai pemilik STJ dengan kepemilikan saham 40%. Safuan bahkan mengklaim telah mengeluarkan dana sekitar Rp 15 miliar untuk mendirikan STJ. Namun Safuan tidak pernah mendapat pembagian keuntungan. "Ada perjanjian muamalat hitam di atas putih ada bagi keuntungan tapi besarnya saya tidak tahu," kata Hananta. Turaji membantah tuduhan tersebut. Dia bilang, Safuan memang pemilik saham tapi Jaya Komara pemilik modal yang sesungguhnya.