Aset Perbankan Eropa Makin Gendut



LONDON. Perbankan Eropa semakin bongsor. Kantor berita Bloomberg mencatat, nilai aset 335 bank di Eropa meningkat cukup pesat dalam tiga tahun terakhir. Bank yang mencatatkan pertumbuhan nilai aset itu di antaranya BNP Paribas SA, Barclays Plc, dan Banco Santander SA. Dalam hitungan Bloomberg, nilai aset perbankan di Eropa rata-rata tumbuh 25% sejak awal 2007. Pertumbuhan nilai aset perbankan di Eropa ini lebih tinggi dibandingkan kenaikan nilai aset bank di Amerika Serikat (AS), yaitu 20%. Untuk bank, pertumbuhan nilai aset tentu sesuatu yang positif. Namun secara makro, pertumbuhan aset perbankan itu bisa berarti semakin tingginya risiko Eropa terbebani kredit macet. "Eropa sedang menabur benih untuk krisis berikutnya. Kebijakan yang diambil dalam dua tahun terakhir menggelembungkan aset bank," kata David Lascelles, periset dari Centre for the Study of Financial Innovation yang berbasis di London. Biaya pinjaman yang rendah, sebelum krisis finansial global meletus, memicu para bankir untuk meminjam dalam jumlah besar. Pinjaman itu lantas diputar sebagai kredit ataupun investasi. Tengok saja Royal Bank of Scotland Group Plc. (RBS) yang mencatatkan kenaikan aset hingga 2.914% dalam 10 tahun. RBS yang berbasis di Edinburgh, Skotlandia itu, membelanjakan US$ 140 miliar untuk mengambil alih berbagai bank. Puncaknya adalah pembelian ABN Amro Holding NV di tahun 2007. Contoh lain bank Eropa yang tumbuh cepat adalah BNP Paribas. Bank yang memiliki aset terbesar di dunia itu memiliki tingkat pertumbuhan aset sebesar 59% dalam 3 tahun terakhir. Nilai aset BNP sebesar € 2,29 triliun (US$ 3,5 triliun), sebanding dengan 117% produk domestik bruto (PDB) Prancis. Aset Barclays yang berbasis di London pun melonjak hingga 55%, menjadi £ 1,55 triliun (US$ 2,6 triliun). Nilai aset Barclays ini sama dengan 108% dari PDB Inggris. Begitu pula dengan aset Santander yang mekar hingga 30% per tahun dalam tiga tahun terakhir. Total aset Santander mencapai mencapai € 1,08 triliun, sebanding dengan PDB Spanyol. Ironisnya, bank-bank dengan aset besar itu tumbang di masa krisis finansial global. Mereka harus mendapat suntikan dana segar dari pemerintah masing-masing.


Editor: Syamsul Azhar