Aset perbankan syariah tumbuh 40% jadi Rp 78 triliun



JAKARTA. Perbankan syariah di Tanah Air terus tumbuh mengejar ketertinggalannya dari perbankan konvensional. Buktinya, Bank Indonesia (BI) mencatat, hingga Juli 2010 aset perbankan syariah telah mencapai Rp 78,14 triliun. Artinya, aset bank syariah tumbuh 40,51% dibanding periode yang sama 2009 sebesar Rp 55,61 triliun.

Pertumbuhan aset bank syariah yang terbilang pesat ini tidak lepas dari spin off (pemisahan) unit usaha syariah (UUS) sejumlah bank yang kemudian berganti status menjadi bank umum syariah (BUS). Contohnya, BCA Syariah yang meluncur April lalu dan BNI Syariah yang beroperasi mulai akhir Juni 2010.

Meski aset perbankan syariah tumbuh cepat, angka ini masih jauh dari target BI yang menginginkan aset perbankan syariah mencapai Rp 97 triliun pada akhir tahun ini. "Ini merupakan target moderat kami," kata Mulya Effendi Siregar, Direktur Direktorat Perbankan Syariah BI, beberapa waktu lalu. Menurut skenario optimistis, BI memperkirakan aset bank syariah tahun ini bisa mencapai Rp 124 triliun. Adapun dengan skenario konservatif, aset perbankan syariah mencapai Rp 72 triliun pada akhir 2010.


Menurut Ari Purwandono, Direktur Bisnis BRI Syariah, target moderat BI agak sulit tercapai. "Bisa tercapai kalau bank syariah yang baru berdiri agresif dalam ekspansinya," ujarnya kepada KONTAN. Tetapi, biasanya bank syariah yang baru beroperasi disibukkan dengan penataan infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM). Hingga akhir Juli 2010, BRI Syariah memiliki aset sebesar Rp 5,3 triliun.

Direktur Utama Bank Mega Syariah Benny Witjaksono mengatakan, aset bank syariah saat ini sudah melampaui target pesimistis BI. Kalau akhir tahun nanti aset perbankan syariah tumbuh menjadi Rp 80-an triliun, target moderat bisa dibilang tercapai. "Bank Mega Syariah pertumbuhannya hampir 10%. Aset kami berada di kisaran Rp 4,5 triliun," jelasnya.

Kepala Unit Syariah PermataBank Achmad Permana optimistis, aset perbankan syariah bisa menyentuh angka Rp 90-an triliun di akhir tahun ini. "Stimulus ekonomi sedang berjalan baik dan biasanya booking pembiayaan pada semester kedua lebih baik dari semester pertama," tuturnya. Achmad bilang, saat ini aset UUS PermataBank mencapai Rp 1,6 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test