JAKARTA. Turbulensi yang menggoyahkan pasar finansial global makin kencang, memasuki semester kedua. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Senin (4/6), tergerus 3,82% hingga 3.654,58. IHSG sudah terbenam sebesar 8,32% selama bulan Mei lalu. Terpuruknya pasar saham tak pelak menyuramkan kinerja reksadana. Mengutip data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), nilai dana kelolaan reksadana sepanjang Mei lalu longsor sekitar Rp 5 triliun, menjadi Rp 165,63 triliun. "Dana kelolaan reksadana ikut terpengaruh akibat harga saham yang menjadi aset dasar reksadana terkoreksi," ungkap Legowo Kusumonegoro, Sekretaris Jenderal APRDI yang juga Presiden Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia, kemarin (4/6). Bapepam-LK mencatat hingga akhir Mei 2012, saham merupakan aset dasar terbesar reksadana. Porsi dana yang berada di saham mencapai Rp 67,66 triliun, atau setara 42,38% dari total nilai underlying asset reksadana.
Aset reksadana amblas Rp 5 triliun
JAKARTA. Turbulensi yang menggoyahkan pasar finansial global makin kencang, memasuki semester kedua. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Senin (4/6), tergerus 3,82% hingga 3.654,58. IHSG sudah terbenam sebesar 8,32% selama bulan Mei lalu. Terpuruknya pasar saham tak pelak menyuramkan kinerja reksadana. Mengutip data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), nilai dana kelolaan reksadana sepanjang Mei lalu longsor sekitar Rp 5 triliun, menjadi Rp 165,63 triliun. "Dana kelolaan reksadana ikut terpengaruh akibat harga saham yang menjadi aset dasar reksadana terkoreksi," ungkap Legowo Kusumonegoro, Sekretaris Jenderal APRDI yang juga Presiden Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia, kemarin (4/6). Bapepam-LK mencatat hingga akhir Mei 2012, saham merupakan aset dasar terbesar reksadana. Porsi dana yang berada di saham mencapai Rp 67,66 triliun, atau setara 42,38% dari total nilai underlying asset reksadana.