JAKARTA. Perusahaan pembiayaan dalam negeri kian gesit untuk mengincar sindikasi pendanaan dari bank luar negeri atau offshore. Dampak kenaikan rating investment grade surat utang dalam negeri dari Standard & Poor's (S&P) beberapa waktu lalu cukup berdampak atas kepercayaan luar terhadap kondisi dalam negeri. Astra Sedaya Finance (ASF) misalnya, dalam waktu dekat ini pihaknya sedang dalam penjajakan untuk mendapatkan pinjaman offshore dari Bank asal China. Direktur ASF Samuel Manasseh mengatakan, tahun ini ASF juga telah mengantongi sindikasi pinjaman offshore dari Taiwan sebesar US$ 300 juta. Kucuran dana tersebut nantinya akan digunakan perusahaannya untuk modal kerja dan target penyaluran pembiayaan tahun ini. Hingga akhir tahun, setidaknya ASF membutuhkan pendanaan sekitar Rp 22 triliun hingga Rp 25 triliun. "Bank China memang baru pembicaraan awal, belum ada penunjukkan resmi siapa yang ditunjuk menjadi arranger," ujar dia ke KONTAN, Senin (10/7).
ASF jajaki utang luar negeri dari China
JAKARTA. Perusahaan pembiayaan dalam negeri kian gesit untuk mengincar sindikasi pendanaan dari bank luar negeri atau offshore. Dampak kenaikan rating investment grade surat utang dalam negeri dari Standard & Poor's (S&P) beberapa waktu lalu cukup berdampak atas kepercayaan luar terhadap kondisi dalam negeri. Astra Sedaya Finance (ASF) misalnya, dalam waktu dekat ini pihaknya sedang dalam penjajakan untuk mendapatkan pinjaman offshore dari Bank asal China. Direktur ASF Samuel Manasseh mengatakan, tahun ini ASF juga telah mengantongi sindikasi pinjaman offshore dari Taiwan sebesar US$ 300 juta. Kucuran dana tersebut nantinya akan digunakan perusahaannya untuk modal kerja dan target penyaluran pembiayaan tahun ini. Hingga akhir tahun, setidaknya ASF membutuhkan pendanaan sekitar Rp 22 triliun hingga Rp 25 triliun. "Bank China memang baru pembicaraan awal, belum ada penunjukkan resmi siapa yang ditunjuk menjadi arranger," ujar dia ke KONTAN, Senin (10/7).