JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan BI (BI rate) juga berdampak ke bunga kredit di industri pembiayaan. Presiden Direktur PT Astra Sedaya Finance (ASF) Jodjana Jody mengatakan saat ini multifinance yang dipimpinnya sedang menghitung besaran kenaikan bunga pembiayaan, baik untuk kendaraan bekas dan kendaraan baru. "Bila kenaikan BI rate sebesar 50 bps, maka kami akan naikkan bunga setidaknya 50 bps juga. Tapi jika kenaikannya sampai 100 bps, kami juga akan menyesuaikan. Tapi ini masih belum final, tunggu bulan depan," kata Jody saat buka bersama Astra Group dengan media di Kopi Tiam Tan SCBD Jakarta, Selasa (23/7). Jody mengatakan, saat ini pihaknya sedang menghitung sumber dana yang dimilikinya. Sebab, sumber dana ini juga akan menentukan besaran bunga pembiayaan yang akan diberikan ke konsumen. Ia menambahkan, ASF juga berencana menerbitkan obligasi berkelanjutan sebesar Rp 10 triliun dan baru diterbitkan sebesar Rp 3 triliun di tahun ini, sisanya akan menyusul kemudian. Jody menganggap bila kupon obligasi yang sudah tinggi maka akan menyebabkan biaya dana (cost of fund) juga tinggi. Hal ini berakhir ke bunga kredit pembiayaannya juga akan meningkat. Inilah yang sedang dihitung perseroan. Saat ini pihaknya menerapkan bunga pembiayaan sebesar 5,55-7,5% (flat) dan sebesar 14% (efektif) baik bagi kendaraan baru maupun kendaraan bekas. "Untuk hingga bulan Juli ini, kami belum menaikkan bunga kredit pembiayaannya karena berharap penjualan kendaraan bisa terus melonjak. Tapi kami akan sesuaikan di bulan mendatang," tambahnya. Hingga semester I-2013, ASF mampu membiayai 96.000 unit kendaraan. Untuk sepanjang tahun 2013, ASF menargetkan pembiayaan sekitar 185.000 unit kendaraan. Secara total, pembiayaan hingga semester I-2013 mencapai Rp 13,03 triliun. Sementara target di sepanjang 2013 sebesar Rp 24-25 triliun. "Kalau kontribusi dari mobil murah (low cost green car/LCGC) ke depan masih kecil. Perkiraan kami hanya mampu membiayai sekitar 5%-10% saja dari target yang sudah ada," jelasnya. (Didik Purwanto/Kompas.com)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
ASF kerek bunga pembiayaan bulan depan
JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan BI (BI rate) juga berdampak ke bunga kredit di industri pembiayaan. Presiden Direktur PT Astra Sedaya Finance (ASF) Jodjana Jody mengatakan saat ini multifinance yang dipimpinnya sedang menghitung besaran kenaikan bunga pembiayaan, baik untuk kendaraan bekas dan kendaraan baru. "Bila kenaikan BI rate sebesar 50 bps, maka kami akan naikkan bunga setidaknya 50 bps juga. Tapi jika kenaikannya sampai 100 bps, kami juga akan menyesuaikan. Tapi ini masih belum final, tunggu bulan depan," kata Jody saat buka bersama Astra Group dengan media di Kopi Tiam Tan SCBD Jakarta, Selasa (23/7). Jody mengatakan, saat ini pihaknya sedang menghitung sumber dana yang dimilikinya. Sebab, sumber dana ini juga akan menentukan besaran bunga pembiayaan yang akan diberikan ke konsumen. Ia menambahkan, ASF juga berencana menerbitkan obligasi berkelanjutan sebesar Rp 10 triliun dan baru diterbitkan sebesar Rp 3 triliun di tahun ini, sisanya akan menyusul kemudian. Jody menganggap bila kupon obligasi yang sudah tinggi maka akan menyebabkan biaya dana (cost of fund) juga tinggi. Hal ini berakhir ke bunga kredit pembiayaannya juga akan meningkat. Inilah yang sedang dihitung perseroan. Saat ini pihaknya menerapkan bunga pembiayaan sebesar 5,55-7,5% (flat) dan sebesar 14% (efektif) baik bagi kendaraan baru maupun kendaraan bekas. "Untuk hingga bulan Juli ini, kami belum menaikkan bunga kredit pembiayaannya karena berharap penjualan kendaraan bisa terus melonjak. Tapi kami akan sesuaikan di bulan mendatang," tambahnya. Hingga semester I-2013, ASF mampu membiayai 96.000 unit kendaraan. Untuk sepanjang tahun 2013, ASF menargetkan pembiayaan sekitar 185.000 unit kendaraan. Secara total, pembiayaan hingga semester I-2013 mencapai Rp 13,03 triliun. Sementara target di sepanjang 2013 sebesar Rp 24-25 triliun. "Kalau kontribusi dari mobil murah (low cost green car/LCGC) ke depan masih kecil. Perkiraan kami hanya mampu membiayai sekitar 5%-10% saja dari target yang sudah ada," jelasnya. (Didik Purwanto/Kompas.com)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News