Asia akan alami pertumbuhan upah riil tertinggi



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Sebuah penelitian yang dirilis oleh Korn Ferry, salah satu divisi Hay Group, mengungkapkan bahwa Asia akan mengalami pertumbuhan upah riil tertinggi, meskipun kenaikan melambat dari tahun sebelumnya.

Di Asia, gaji diperkirakan akan naik 5,4%, turun dari 6,1% tahun lalu. Peningkatan upah riil yang disesuaikan dengan inflasi diperkirakan akan naik 2,8%, tertinggi di seluruh dunia, namun turun dari 4,3% tahun lalu.

China tetap konsisten dengan kenaikan upah riil yang diprediksi sebesar 4,2% untuk tahun 2018, dibandingkan dengan 4% tahun lalu.


Sebagian besar negara di kawasan ini mengalami penurunan prediksi upah riil year-over-year -- termasuk perkiraan Vietnam sebesar 4,6%, turun dari 7,2%, Singapura 2,3 persen, turun dari 4,7%, dan Jepang di 1,6%, turun dari 2,1%.

Bagaimana Indonesia?

"Khusus untuk Indonesia, kami melihat perlambatan di pasar secara keseluruhan. Pertumbuhan yang lambat ini semakin diperburuk oleh sektor industri, perkebunan, pertambangan, minyak dan energi," kata Bob Wesselkamper, Korn Ferry Global Head of Rewards and Benefits Solutions, pekan lalu.

Untuk bertahan di pasar yang lamban, kata dia, banyak organisasi di Indonesia mengurangi tenaga kerja atau membekukan kenaikan gaji.

Di sisi lain, pemerintah saat ini fokus pada pengembangan sektor infrastruktur. "Langkah ini memungkinkan industri pendukungnya untuk pulih sedikit dan meningkatkan perkiraan gaji secara keseluruhan di negara ini," katanya.

Disesuaikan terhadap inflasi, karyawan di seluruh dunia diperkirakan akan melihat kenaikan upah riil hanya dengan rata-rata 1,5%, turun dari prediksi 2017 yang sebesar 2,3% dan prediksi 2016 sebesar 2,5%.

"Dengan inflasi yang meningkat di sebagian besar belahan dunia, kami melihat adanya pemangkasan terhadap kenaikan upah riil di seluruh dunia," katanya.

Para ahli penetapan upah di Korn Ferry, merekomendasikan untuk menerapkan pendekatan holistik saat menentukan upah.

"Meski indeks inflasi merupakan tolok ukur yang solid untuk mengkaji tren pasar terkait upah, kami merekomendasikan agar perusahaan mengambil sudut pandang yang lebih luas dengan menentukan dan menyetujui langkah-langkah pengendali biaya, strategi bisnis dan kondisi perdagangan setempat," kata Benjamin Frost, Global Korn Ferry General Manager-Pay.

Program kompensasi perlu ditinjau secara berkala untuk memastikannya sesuai dengan perubahan kondisi bisnis dan pasar.

Data tersebut diambil dari database upah Korn Ferry yang berisi data lebih dari 20 juta pemegang pekerjaan di 25.000 organisasi di lebih dari 110 negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri