Asia Fiber kejar omzet US$ 625 juta



JAKARTA. Meski industri tekstil nasional diprediksi akan menghadapi periode cukup berat tahun ini, namun produsen serat sintetis PT Asia PaCific Fibers Tbk masih yakin bisa memperbaiki kinerja penjualan.Produk tekstil perusahaan diperkirakan masih akan terserap pasar, lantaran perekonomian Indonesia terus bertumbuh. Direktur Utama Asia Fibers Vasudevan Ravi Shankar memproyeksi, penjualan produk perusahaan bisa mencapai US$ 620 juta hingga US$ 625 juta pada tahun ini. Target tersebut lebih tinggi 5%-6% ketimbang penjualan tahun lalu, yaitu US$ 589,61 juta.Menurut Vasudevan, pertumbuhan ekonomi Indonesia secara makro masih menjadi penopang utama pertumbuhan permintaan produk serat sintetis. Dengan ekonomi nasional yang terus tumbuh, maka permintaan produk tekstil bakal meningkat. Otomatis akan ikut mengerekĀ  penjualan produk Asia Fibers.Apalagi, jumlah penduduk yang besar turut mendongkrak penjualan produk tekstil. "Faktor utama pertumbuhan permintaan adalah pertumbuhan ekonomi, disusul jumlah penduduk," papar Vasudevan, Rabu (20/2).Cerahnya potensi pasar di dalam negeri inilah yang bakalĀ  menjadi andalan Asia Fibers. Perusahaan berkode POLY ini bakal semakin fokus di pasar domestik. "Pasar dosmetik kami targetkan memberi kontribusi 65% terhadap total penjualan tahun ini," ujarnya.Namun, bukan berarti perusahaan tidak memasang strategi untuk menggenjot penjualan ekspor. Vasudevan bilang, demi memperbesar ekspor, perusahaan akan membidik pasar baru, yaitu Amerika dan China.Perluas eksporVasudevan bilang, perluasan pasar ekspor juga dilakukan seiring adanya kebutuhan produk staple fiber khusus untuk industri tertentu. Misalnya, produk serat fiber anti api untuk keperluan interior otomotif maupun home furnishing. Sekretaris Perusahaan Asia Fibers Tunaryo mengakui, pengembangan produk khusus ini akan menjadi salah satu agenda perusahaan di tahun ini. Pasalnya, pasar dari produk ini belum banyak digarap oleh produsen lain.Rencana pengembangan produk baru sejalan dengan target perusahaan untuk menambah kapasitas produksi fiber menjadi sebesar 190.000 ton per tahun.Demi memuluskan rencana tersebut, Asia Fibers menyiapkan belanja modal US$ 15 juta pada tahun ini. Jumlah tersebut tidak jauh berbeda dengan anggaran tahun lalu.Di samping memperluas pasar ekspor, Tunaryo bilang, perusahaan akan tetap mempertahankan pasar ekspor tradisional, yaitu Eropa, Korea Selatan, Brazil, maupun Argentina.Lanjut Tunaryo, tahun ini, perusahaan juga akan menerapkan pengetatan efisiensi penggunaan energi. Langkah ini demi mengakali membengkaknya beban produksi akibat berbagai kenaikkan biaya seperti tarif listrik, harga gas, hingga upah buruh.Dengan cara itu, perusahaan ingin menghindari kenaikkan harga jual produk. "Harga jual sulit dinaikkan, karena harus bersaing dengan produk impor yang jumlahnya makin banyak," kata Tunaryo.Asia Fibers memang harus pandai-pandai mengatur strategi supaya bisa memperbaiki kinerja tahun ini. Maklum, hingga kuartal III-2012, perusahaan hanya meraih pendapatan Rp 4,17 triliun, atau turun tipis dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 4,21 triliun.Bahkan, akhir September 2012, Asia Fibers merugi Rp 681 miliar, akibat tingginya beban penjualan. Padahal, pada September 2011, perusahaan masih mengantongi keuntungan Rp 234 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini