Asia memerah tersengat faktor Iran dan minyak



TOKYO. Bursa Asia memulai pekan ini dengan wajah murung. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 10.43 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific melorot 1,2% menuju level terendahnya sejak September 2012.

Sementara, indeks Nikkei 225 Stock Average anjlok 1,4%. Adapun bursa China mengalami fluktuatif di dua zona dan bursa Hong Kong dibuka di zona negatif.

Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,7%, indeks Kospi Korea Selatan turun 0,1%, dan indeks S&P/NZX 50 Selandia Baru turun 1,5%.


Pasar Asia pagi ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya anjloknya harga minyak dunia seiring dicabutnya sanksi internasional terhadap Iran. Dengan demikian, Iran memiliki peluang besar untuk meningkatkan ekspor minyak mereka di tengah tingginya suplai minyak dunia.

Asal tahu saja, harga minyak Brent diperdagangkan di bawah level US$ 28 per barel awal pekan ini (12/1). Mengutip data Bloomberg, pagi tadi, harga minyak Brent sempat melorot sebesar US$ 1,27 menjadi US$ 27,67 per barel di ICE Futures Europe exchange. Pada pukul 09.24 waktu Hong Kong, harga kontrak yang sama berada di posisi US$ 28,58 per barel.

Sementara itu, harga kontrak minyak West Texas Intermediate turun sebesar US$ 1,06 atau 3,6% menjadi US$ 28,36 per barel di New York Mercantile. Pada Jumat lalu, harga kontrak melorot US$ 1,78 menjadi US$ 29,42 per barel.

Selain itu, pasar juga masih mencemaskan kondisi ekonomi China. "Kecemasan mengenai China, The Fed, pertumbuhan ekonomi global akan menekan pasar saham dan meningkatkan volatilitas market dalam jangka pendek," jelas Shane Oliver, head of investment strategy AMP Capital di Sydney.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie