Asia menjadi tujuan utama ekspor kayu Indonesia



JAKARTA. Pasar Asia masih mendominasi realisasi ekspor kayu bersertifikat V-legal atau sertifikat kayu yang diperoleh  lewat Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Sampai pertengahan Februari 2013, dua negara yang menjadi pasar ekspor terbesar kayu legal adalah Jepang dan China.

Data Kementerian Kehutanan (Kemhut) menunjukkan, volume ekspor kayu dan olahan kayu V-legal mencapai 1,4 juta meter kubik (m3) hingga pertengahan Februari 2013. Dokumen V-legal yang diterbitkan Kemhut mencapai 8.579 dokumen. Sekedar mengingatkan. SVLK dirancang sejak tahun 2009 dan efektif mulai Januari 2013.

Dari 119 negara tujuan ekspor kayu, 24 negara di Eropa. Setelah Jepang dan China, negara tujuan ekspor kayu   terbesar berikutnya adalah Australia, Amerika Serikat, dan Korea Selatan. "Dari dulu pasar Eropa kecil, pasar terbesar di Asia," kata Dwi Sudharto, Dirjen Bina Kehutanan Kemhut.


Dari data rekapitulasi dokumen V-legal per Januari 2013, ekspor ke Asia mencapai 3.616 dokumen, sedangkan ke negara Eropa sebanyak 923 dokumen. Sisanya Amerika Utara, Oceania dan Afrika.

Untuk meningkatkan pasar kayu ke Eropa, Indonesia telah melakukan misi diplomatik ke beberapa negara seperti Inggris dan Belgia. Ketua Delegasi RI, Agus Sarsito mengatakan, importir kayu di Uni Eropa sudah yakin produk kayu Indonesia dengan dilengkapi sertifikasi legal.

"Importir Eropa sudah mau menerima SVLK meski perjanjian antara Indonesia dan Uni Eropa baru ditandatangani April 2013," kata Agus.

Namun Hadi Daryanto, Sekjen Kemhut belum begitu optimis akan ada kenaikan ekspor kayu signifikan tahun ini. Ia   berharap peningkatan pasar dalam negeri akan mampu menggantikan potensi kehilangan pasar ekspor. "Pasar kayu dunia lesu sudah dari tahun lalu, semoga tahun ini bisa membaik," kata Hadi.

Pada 2011 realisasi ekspor kayu Indonesia mencapai 4,11 juta m3 dengan nilai US$ 1,20 miliar. Volume tersebut turun menjadi 2,62 juta m3 di 2012, walau nilainya naik menjadi   US$ 1,52 miliar. Kenaikan ini   karena harga yang lebih bagus dibanding sebelumnya.

Volume ekspor tahun lalu didapat dari produksi kayu dalam negeri yang mencapai 7,8 juta m3. Dari jumlah itu sekitar 5,2 juta m3 untuk pasar dalam negeri dan sisanya untuk ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa