Asia Pacific Fibers Mulai Produksi Benang Filamen



JAKARTA. Ekspansi PT Asia Pacific Fibers Tbk di pasar benang filamen terus berjalan. Bahkan, mulai tahun depan, perusahaan juga berencana untuk mengembangkan serat anti api untuk pasar otomotif.

Ravi Shankar, Presiden Direktur Asia Pacific Fibers Tbk mengatakan produksi benang filamen untuk segmen khusus sudah sesuai dengan rencana perusahaan. "Sekarang sedang masa percobaan produksi. Hingga akhir tahun ini, diperkirakan produksinya mencapai 3.000 ton. Untuk tahun depan, kemungkinan produksinya bisa dua kali lipat atau sekitar 7.000 ton," kata Ravi pada KONTAN, Rabu (16/9).

Ravi bilang, selain dari domestik, permintaan serat filamen ini juga sudah datang dari beberapa negara seperti Thailand, Malaysia, India, dan Eropa. Sebagian besar permintaan ini datang dari perusahaan otomotif untuk bahan baku produksi jok mobil.


Perusahaan berkode emiten POLY ini juga akan memasok benang filamen untuk pabrikan mobil Audi mulai tahun depan. Ravi bilang, pasokan benang filamen untuk Audi dilakukan lewat supplier.

Selain Audi, beberapa pabrikan lain juga mulai melirik benang filamen bikinan POLY. Sayangnya, Ravi masih enggan membeberkan siapa saja perusahaan tersebut. Yang pasti, "Hampir semua manufaktur akan menggunakan produk ini, terutama manufaktur di Eropa, India, dan ASEAN," katanya.

Tak hanya itu, Ravi bilang benang filamen ini juga bisa digunakan untuk berbagai produk kesehatan seperti tisu basah dan popok bayi. Setelah serat filamen, Ravi bilang, mulai tahun depan, perusahaan juga akan mengembangkan produk serat anti api yang juga diperuntukkan bagi industri otomotif dan beberapa industri lainnya. Sayangnya, Ravi belum mau bercerita panjang lebar terkait rencana ekspansi ini.Hingga semester I-2013, perusahaan itu hanya meraup pendapatan US$ 297,53 juta, turun 5,08% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Sekretaris Perusahaan PT Asia Pacific Fibers Tunaryo bilang, penurunan pendapatan ini lantaran pada April lalu perusahaan sempat menghentikan produksi pabrik purified terephtolic acid (PTA) di Karawang akibat pasokan gas terganggu sebagai imbas dari kebocoran pipa gas bawah laut milik PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Karena kebocoran gas ini, POLY kehilangan produksi PTA sebesar 4.000 ton.

Penurunan pendapatan juga disebabkan harga jual produk serat yang melarat. Padahal di sisi lain komponen biaya justru meningkat seperti upah buruh dan biaya energi.

Meski begitu, Tunaryo optimistik POLY bisa mencapai target pendapatan yang dipatok tahun ini sebesar US$ 625 juta. "Kami masih yakin target tahun ini bisa tercapai karena ada perbaikan dari sisi efisiensi perusahaan," ungkapnya.

Untuk membiayai ekspansinya tahun ini, perusahaan  itu mengalokasikan belanja modal sekitar US$ 20 juta-US$ 30 juta. "Sampai saat ini, yang sudah terserap sekitar US$ 19 juta," kata Tunaryo.

Belanja modal tersebut digunakan untuk merealisasikan penambahan mesin di pabrik milik perusahaan yang berlokasi di Kaliwungu, Semarang, Jawa Tengah. Di pabrik inilah, Asia Pacific Fibers memproduksi serat khusus, yakni benang filamen untuk mengisi pasar otomotif dan kesehatan.Selain itu, Tunaryo bilang, perusahaan juga menggunakan belanja modal untuk memperbaiki efisiensi produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi