KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten industri serat sintetis, PT Asia Pacific Fibers Tbk (
POLY) mengungkap kabar terkini terkait bisnis pembuatan Alat Pelindung Diri (APD) yang dijalaninya sejak pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu.
Head of Corporate Communications and PR POLY Prama Yudha Amdan mengatakan, hingga kini POLY masih meneruskan bisnis APD tersebut meskipun porsinya sangat minim.
Dia memperkirakan, porsi penjualan dari APD ini porsinya di bawah Rp 50 juta dari rata-rata penjualan POLY yang mencapai US$ 350 juta atau sekitar Rp 5,4 triliun.
“Kami bilateral suplai ke rumah sakit-rumah sakit. Dan sedikit ke Pemerintah Daerah (Pemda) lewat e-katalog,” ungkap Prama, kepada
Kontan.co.id, pekan lalu.
Baca Juga: Ada Laba Selisih Kurs, Laba Bersih Asia Pacific Fiber (POLY) Melesat 251% di 2022 Ketika mulai merambah bisnis pembuatan APD, POLY mengeluarkan investasi yang cukup besar. Namun, pihaknya mengaku, serapan penjualannya sangat rendah sehingga bisa dikatakan tidak mendatangkan keuntungan.
Adapun, stok bahan baku APD tersebut masih ada hingga sekarang. Sebab, POLY juga memproduksi kainnya sendiri. Walhasil, pihaknya pun masih berupaya menghabiskan stok bahan baku APD yang masih ‘menggunung’.
“Untungnya kami produsen dari kainnya, sehingga stok dalam bentuk kainnya masih menggunung dan masih layak produksi sampai 5 tahun. Jadi kami sementara tidak menambah produksi,” jelasnya.
Ketika ditanya terkait nilai investasi yang digelontorkan, Manajemen POLY enggan men-
disclose nilainya karena dari awal bisnis ini dimulai bertujuan untuk memberikan kontribusi positif terhadap situasi pada saat itu.
POLY juga memiliki kapasitas produksi APD yang besar yakni mencapai 400.000 buah per bulan untuk masa normal, dan bisa mencapai 600.000 ketika
peak season.
Secara keseluruhan, kondisi bisnis POLY masih terpantau tertekan hingga periode kuartal III-2023. Pendapatan POLY tercatat sebesar US$ 228,49 juta atau menurun 27,72%
year on year (YoY) dibandingkan US$ 316,14 juta pada posisi yang sama tahun lalu.
Pada saat yang sama, POLY juga harus menanggung kerugian mencapai US$ 16,05 juta dibandingkan laba bersih US$ 14,27 juta pada periode kuartal ketiga tahun 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .