Asia Pacific Fibers targetkan serat anti api tumbuh 10%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asia Pacific Fibers Tbk membidik pertumbuhan sebesar 10% penjualan serat anti api (flame retardant) tahun ini. Optimisme tersebut dikarenakan tren permintaan produk itu terus meningkat di pasar global.

Prama Yudha Amdan, Executive Assistant President Director Asia Pacific Fibers mengatakan, selama ini pihaknya telah berpengalaman dalam memproduksi serat kualitas tinggi ini. “Permintaan meningkat karena kebutuhan serat anti api ini juga tinggi. Target 10% itu cenderung moderat, “ kata Prama, ketika dihubungi KONTAN, Selasa (6/3).

Di luar negeri, serat anti api ini banyak diminati oleh negara-negara di kawasan Eropa, Turki, Korea Selatan, Jepang dan Amerika Serikat. Adapun kegunaan dari serat anti api ini antara lain untuk industri otomotif serta pakaian penahan panas.


Kontribusi penjualan serat anti api ini cukup tinggi bagi pendapatan emiten berkode saham POLY di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini. Bila ditambah dengan penjualan produk tekstil spesial yang lain, kontribusinya dapat mencapai 21% hingga 24%.

Khusus produk serat anti api ini, produksi yang dihasilkan Asia Pacific Fibers sekitar 3% hingga 5% dari total kapasitas produksi produk tekstil yang dimiliki yakni 330.000 ton per tahun.

Walaupun memiliki tren yang meningkat, Asia Pacific Fibers belum berniat menambah kapasitas. Mereka masih akan memaksimalkan kapasitas produksi yang ada dan fokus pada peningkatan penjualan.

Di dalam negeri, permintaan produk serat api relatif stabil. Soalnya, Indonesia belum mempunyai standar produk yang jelas untuk produk tekstil anti api. Sehingga pasar dan harganya tidak stabil.

Kondisi yang berbeda terjadi di negara-negara tujuan ekspor Asia Pacific Fibers. “Di negara-negara tujuan ekspor kami sudah ada standar minimal serat anti api untuk bisa diterima di sana. Standar untuk pasar domestik belum terlalu ditata, maka rasa saya orang lain belum mau produksi karena belum ada jaminan pasar,” ujar Prama.

Asia Pacific Fibers menyiapkan belanja modal untuk tahun 2018 sebanyak US$ 10 juta. Dana itu sebagian besar digunakan untuk peremajaan mesin dan peningkatan fasilitas produksi. “Tapi dapat berubah dan ditinjau sesuai dengan dinamika pasar,” kata Prama.

Tahun lalu, Asia Pasific Fibersi berhasil mencatatkan pendapatan sebesar US$ 380 juta. Pendapatan tersebut naik tipis sekitar 6,7% bila dibandingkan dengan raihan tahun 2016 yang mencapai US$ 356 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat