Asia Pacific produksi benang tahan sinar matahari



JAKARTA. PT Asia Pacific Fibers Tbk terus mengembangan produk baru. Setelah mengeluarkan produk baru khusus untuk pasar otomotif, dalam waktu dekat, emiten dengan kode saham POLY itu akan merajut benang anti-ultraviolet.

S. Jegatheesan, Direktur PT Asia Pacific Fibers Tbk mengatakan, produk baru yang tahan terhadap sinar matahari akan diperuntukkan seluruhnya bagi pasar ekspor. "Dua bulan lagi, kita bisa produksi supaya warnanya tidak pudar," ujarnya.

Menurut Jegatheesan, benang anti-ultraviolet tersebut bisa digunakan untuk produk pendukung otomotif, seperti sun roof yang ada di dalam mobil ataupun digunakan untuk bahan pembuatan tenda. Warna benang yang diproduksi oleh Asia Pacific tidak akan pudar meski sering mendapat sengatan sinar matahari.


Untuk rencana awal, Asia Pacific akan memproduksi benang anti ultraviolet sebanyak 1.000 ton per tahun. Kemudian, produksi baru itu akan ditingkatkan hingga tiga kali lipat menjadi 3.000 ton per tahun pada 2015. Namun, Jegatheesan belum mau menyebutkan siapa yang sudah memesan benang bikinan perusahaan tersebut.

Meski varian produk yang diekspor oleh perusahaan itu bertambah, Ravi Shankar, Presiden Direktur PT Asia Pacific Fibers Tbk mengatakan, volume ekspor tahun ini diproyeksikan akan turun. Penyebabnya, permintaan di dalam negeri cukup tinggi. "Jadi, bahan polyester yang tadinya diekspor, kini kita buat di dalam negeri," kata Ravi.

Dalam tiga tahun terakhir, ekspor Asia Pacific terus melorot. Pada 2010, ekspor perusahaan itu mencapai US$ 116,03 juta, lalu turun menjadi US$ 133,44 juta di 2011. Pada tahun 2012, ekspor POLY anjlok hingga menjadi US$ 99,67 juta. Sampai kuartal tiga tahun lalu, ekspor Asia Pacific mencapai US$ 64,65 juta.

Selama ini, ekspor yarn (benang) milik Asia Pacific ditujukan ke beberapa negara, seperti Brasil, Meksiko, Turki, Mesir, Korea Selatan, dan negara-negara di Eropa. Sedangkan ekspor polyester fiber dan polyester chips ke Korea Selatan, Italia, Australia, Singapura, India, dan Uni Eropa.

Dengan fokus penjualan di dalam negeri, Ravi bilang, Asia Pacific ingin meningkatkan pangsa pasar domestik. Saat ini, untuk produk polyester stable fiber (PSF), Asia Pacific menguasai 23% dari pasar nasional. Pesaing seperti Indorama, pangsa pasarnya baru 12%. Begitupun juga dengan produk polyester filamen yarn (PFY) atawa benang filamen, pangsa pasar Asia Pacific bisa mencapai 22%. "Kita (POLY) menjadi pemimpin pasar pada produksi PSF dan PFY," kata Ravi.

Asia Pacific memiliki dua unit pabrik di Karawang, Jawa Barat dan Kaliwungu, Kendal. Dari dua pabrik itu, perusahaan itu memiliki kapasitas produksi Purified terephthalic acid (PTA) sebesar 340.000 metrik ton (MT) per tahun dan Polymers sebesar 358.000 MT per tahun. Selain itu juga, dua pabrik tersebut mampu menghasilkan stable fibers dan filament yarns dengan kapasitas produksi terpasang masing-masing sebesar 194.000 MT dan 153.000 MT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Fitri Arifenie