JAKARTA. Tudingan dumping kertas oleh Amerika Serikat tidak menyurutkan Grup Sinar Mas berekspansi. Perusahaan yang dikenal sebagai Asia Pulp and Paper (APP) ini berniat terus menggenjot produksi kertasnya.Fakta teranyar bahkan memperlihatkan, perusahaan milik Eka Tjipta Widjaja ini bakal mengakuisisi sebuah pabrik bubur kertas (pulp) di Mackenzie, British Columbia. Melalui anak usahanya di Belanda, Paper Excellence BV, Sinar Mas bakal membeli pabrik di Kanada tersebut senilai C$ 20 juta atau US$ 19,8 juta. Menteri Kehutanan British Columbia Pat Bell, mengungkapkan, di luar pembelian pabrik tersebut, Sinar Mas juga bakal menggelontorkan dana antara C$ 30 juta hingga C$ 40 juta. Dana sebesar itu akan dipakai mengoperasikan kembali pabrik berkapasitas 235.000 ton per tahun ini yang sekarang mangkrak.Seperti dikutip Reuters, Direktur Paper Excellence Peter Wardhana mengungkapkan, Sinar Mas akan memasarkan 80% produksi dari pabrik kertas ini ke Asia. Sejatinya, Sinar Mas sudah mengincar pabrik itu sejak 2008 silam. Namun, gagal lantaran mereka urung mendapatkan kredit akibat terjadinya krisis global.Toh, aksi Sinar Mas ini tetap saja mendapat sorotan Lembaga Penggiat Lingkungan, Greenpeace. Greenpeace berjanji bakal memantau aksi grup ini di Kanada. Apalagi, Sinar Mas sudah dituding merusak hutan di Indonesia.Sayang saat dikonfirmasi, Direktur Pengelola Sinar Mas Gandhi Sulistiyanto maupun Direktur Sinar Mas Yan Partawijaya enggan banyak berkomentar. "Saya sedang di luar negeri," ujar Sulis dalam pesan singkatnya kepada KONTAN Minggu (18/4). Kiprah Sinar Mas mengepakkan bisnis kertasnya di luar negeri memang bisa dimaklumi. Sebab, di Indonesia, produksi kertas mereka mulai merosot. Di Tanah Air, Sinar Mas membawahi sejumlah perusahaan kertas yakni PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk, PT Indah Kiat Pulp & paper Tbk, PT Pindo Deli Pulp & Paper Mills, dan PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry. Perusahaan ini menghasilkan berbagai merek kertas seperti Sinar Dunia, Bola Dunia dan Paperline. Tahun lalu, produksi kertas dan bubur kertas Sinar Mas sempat melorot. Pada sembilan bulan pertama 2009, misalnya, Indah Kiat hanya memproduksi 1,4 juta ton bubur kertas. Jumlah ini turun 12,5% ketimbang periode yang sama 2008. Penjualan kertas Indah Kiat hingga Kuartal III -2009 juga turun menjadi sebesar 512.435 ton atau turun 5,8% ketimbang periode yang sama 2008 sebanyak 544.071 ton. Adapun produksi kertas Tjiwi Kimia selama Januari -September 2009 hanya mencapai 733.071 ton atau anjlok 9,5% dari periode yang sama 2008 sebanyak 810.079 ton. Di luar urusan produksi yang turun, Sinar Mas juga menghadapi tudingan dumping kertas dari Amerika Serikat. Makanya, bisa dimaklumi jika Sinar Mas mulai memperbesar pasar Asia. Salah satu caranya dengan mengalokasikan 80% kertas produksi pabrik barunya di Kanada ke wilayah ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Asia Pulp and Paper Beli Pabrik Pulp di Mackenzie
JAKARTA. Tudingan dumping kertas oleh Amerika Serikat tidak menyurutkan Grup Sinar Mas berekspansi. Perusahaan yang dikenal sebagai Asia Pulp and Paper (APP) ini berniat terus menggenjot produksi kertasnya.Fakta teranyar bahkan memperlihatkan, perusahaan milik Eka Tjipta Widjaja ini bakal mengakuisisi sebuah pabrik bubur kertas (pulp) di Mackenzie, British Columbia. Melalui anak usahanya di Belanda, Paper Excellence BV, Sinar Mas bakal membeli pabrik di Kanada tersebut senilai C$ 20 juta atau US$ 19,8 juta. Menteri Kehutanan British Columbia Pat Bell, mengungkapkan, di luar pembelian pabrik tersebut, Sinar Mas juga bakal menggelontorkan dana antara C$ 30 juta hingga C$ 40 juta. Dana sebesar itu akan dipakai mengoperasikan kembali pabrik berkapasitas 235.000 ton per tahun ini yang sekarang mangkrak.Seperti dikutip Reuters, Direktur Paper Excellence Peter Wardhana mengungkapkan, Sinar Mas akan memasarkan 80% produksi dari pabrik kertas ini ke Asia. Sejatinya, Sinar Mas sudah mengincar pabrik itu sejak 2008 silam. Namun, gagal lantaran mereka urung mendapatkan kredit akibat terjadinya krisis global.Toh, aksi Sinar Mas ini tetap saja mendapat sorotan Lembaga Penggiat Lingkungan, Greenpeace. Greenpeace berjanji bakal memantau aksi grup ini di Kanada. Apalagi, Sinar Mas sudah dituding merusak hutan di Indonesia.Sayang saat dikonfirmasi, Direktur Pengelola Sinar Mas Gandhi Sulistiyanto maupun Direktur Sinar Mas Yan Partawijaya enggan banyak berkomentar. "Saya sedang di luar negeri," ujar Sulis dalam pesan singkatnya kepada KONTAN Minggu (18/4). Kiprah Sinar Mas mengepakkan bisnis kertasnya di luar negeri memang bisa dimaklumi. Sebab, di Indonesia, produksi kertas mereka mulai merosot. Di Tanah Air, Sinar Mas membawahi sejumlah perusahaan kertas yakni PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk, PT Indah Kiat Pulp & paper Tbk, PT Pindo Deli Pulp & Paper Mills, dan PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry. Perusahaan ini menghasilkan berbagai merek kertas seperti Sinar Dunia, Bola Dunia dan Paperline. Tahun lalu, produksi kertas dan bubur kertas Sinar Mas sempat melorot. Pada sembilan bulan pertama 2009, misalnya, Indah Kiat hanya memproduksi 1,4 juta ton bubur kertas. Jumlah ini turun 12,5% ketimbang periode yang sama 2008. Penjualan kertas Indah Kiat hingga Kuartal III -2009 juga turun menjadi sebesar 512.435 ton atau turun 5,8% ketimbang periode yang sama 2008 sebanyak 544.071 ton. Adapun produksi kertas Tjiwi Kimia selama Januari -September 2009 hanya mencapai 733.071 ton atau anjlok 9,5% dari periode yang sama 2008 sebanyak 810.079 ton. Di luar urusan produksi yang turun, Sinar Mas juga menghadapi tudingan dumping kertas dari Amerika Serikat. Makanya, bisa dimaklumi jika Sinar Mas mulai memperbesar pasar Asia. Salah satu caranya dengan mengalokasikan 80% kertas produksi pabrik barunya di Kanada ke wilayah ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News