Asia tertekan, IHSG tampak berkilau



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir sumringah, Selasa (16/8). Mengutip data RTI, pada pukul 16.00 WIB, indeks mencatatkan kenaikan 0,96% menjadi 5.371,84.

Kenaikan indeks juga terkerek aksi beli asing atas saham-saham Indonesia. Sore ini, nilai pembelian bersih asing (net buy) di seluruh market mencapai Rp 498 miliar. Sedangkan net buy asing di pasar reguler senilai Rp 462,3 miliar.

Jumlah saham yang melaju mencapai 201 saham. Sedangkan jumlah saham yang tertekan sebanyak 113 saham dan 99 saham lainnya diam di tempat.


Volume transaksi perdagangan siang ini melibatkan 7,863 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 7,137 triliun.

Secara sektoral, tak ada satu pun sektor yang tertekan. Tiga sektor dengan kenaikan terbesar di antaranya: sektor perdagangan naik 0,3%, sektor industri lain-lain naik 0,35%, dan industri infrastruktur naik 0,58%.

Saham-saham indeks LQ 45 yang berada di jajaran top gainers siang ini antara lain: PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) naik 5,91% menjadi Rp 2.060, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) naik 5,26% menjadi Rp 3.200, dan PT PP Tbk (PTPP) naik 4,72% menjadi Rp 4.440.

Sedangkan tiga saham indeks LQ 45 yang tertekan antara lain: PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) turun 1,99% menjadi Rp 2.950, PT Elnusa Tbk (ELSA) turun 1,94% menjadi Rp 505, dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) turun 0,96% menjadi Rp 2.060.

Bursa Asia tertekan

Sementara itu, bursa Asia masih tampak beragam. Indeks Nikkei 225 Stock Average Jepang turun 1,62% menjadi 16.596,51. Sedangkan indeks Topix turun 1,38% menjadi 1.298,47. Penurunan bursa Jepang akibat penguatan yen yang diperdagangkan hingga ke posisi 100,14 per dollar AS.

Di Australia, indeks ASX 200 Australia turun 0,14% menjadi 5.532 di mana sektor energi dan sektor tambang emas berhasil mencatatkan kenaikan masing-masing 1,09% dan 1,3%. Sedangkan sektor finansial menjadi sektor dengan penurunan terbesar yakni 0,26%.

Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 0,13% menjadi 2.047,76. Sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong diperdagangkan flat menjelang penutupan pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie