Asia tolak impor unggas dan telur dari Amerika



SEOUL. Korea Selatan, Jepang, Taiwan dan Hong Kong telah membatasi dan bahkan melarang impor unggas dari Amerika Serikat (AS). Hal itu dilakukan sejumlah negara Asia, setelah kasus flu burung terdeteksi pada sebuah peternakan di AS, seperti diungkap kelompok dagang AS dan pemerintah Korea Selatan.

Korea Selatan akan melarang impor unggas dan telur asal AS, setelah pada Minggu (5/3) keberadaan virus flu burung H7 ditemukan disebuah peternakan ayam di wilayah Tennessee. Hal itu diungkap Kementerian Pertanian Korea Selatan, seperti diberitakan Reuters, Selasa (7/3).

Dalam pernyataan resminya, pemerintah Korea Selatan telah memberlakukan larangan impor unggas dari AS sejak Senin (6/3) pekan ini. Larangan itu berlaku bagi produk unggas yang masih hidup. Sementara produk olahan daging dan telur asal AS, masih diperbolehkan masuk ke Korea Selatan.


Sepanjang tahun ini hingga 3 Maret lalu, Korea Selatan telah mengimpor 1.049 ton telur dari AS. Jumlah ini merupakan 98% dari total impor telur negara dengan ekonomi terbesar keempat di Asia tersebut.

Korea Selatan kembali mengimpor telur dari AS pada Juni 2016, setelah sebelumnya mengenakan larangan impor akibat flu burung yang melanda AS awal tahun 2016 silam. Sama dengan Korea Selatan, Jepang dan Taiwan juga  akan memblokir impor unggas dari AS. Adapun Hong Kong, seperti dijelaskan James Sumner, Presiden USA Poultry & Eggs Export Council, hanya akan membatasi larangan impor untuk unggas hanya dari kawasan Tennessee yang terbukti mengidap virus itu.

Sumner menegaskan, kecewa dengan keputusan Korea Selatan. "Namun sedikit berita baik karena mereka masih menerima produk olahan," tutur Sumner.

Pembatasan dan penolakkan oleh sejumlah negara itu bakal memberikan pukulan telak bagi produsen unggas di AS. Sebut saja dua nama perusahaan unggas terbesar yakni Tyson Foods Inc dan Pilgrim's Pride, yang tercatat sebagai eksportir unggas beken asal AS. Tyson sendiri mendapatkan sejumlah pasokan unggas dari peternak di Tennessee.

Adapun pemerintah China, sudah sejak akhir tahun 2015 tidak lagi mengimpor unggas dan telur dari AS.

Editor: Yuwono triatmojo