ASII dan BMRI masuk daftar saham laggard, Analis: Layak dikoleksi saat murah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks harga saham gabungan (IHSG) tercatat masih bergerak positif pada perdagangan awal minggu ini. Pada penutupan perdagangan kemarin, Senin (19/2), IHSG masih menguat 0,32% ke level 6.497.

Di saat yang sama, Bursa Efek Indonesia (BEI) merilis daftar saham yang masuk ke dalam kategori laggard atau saham pemberat laju IHSG secara year to date (ytd). Adapun 10 saham yang menjadi saham laggard secara ytd adalah ASII, TPIA, SMMA, MKPI, INAP, BMRI, UNTR, PTBA, AMRT dan BYAN.

Menanggapi kondisi tersebut, Analis Indo Premier Sekuritas, Mino mengatakan, ada beberapa sentimen yang menyebabkan saham-saham tersebut masih belum melaju optimal. Untuk ASII, data penjualan merek Daihatsu cukup mengecewakan pada bulan Januari 2019.


“BMRI lebih karena faktor sentimen pasar. UNTR, PTBA, BYAN karena memang tren harga batubara yang semakin turun,” ujar Mino kepada kontan.co.id, Selasa (19/2).

Lebih lanjut, untuk TPIA Mino melihat dari sisi pergerakan harga minyak dunia yang cenderung naik. Asal tahu saja, bahan baku utama TPIA berpatokan pada harga minyak. Namun, potensi untuk rebound masih sangat mungkin untuk saham-saham ini.

Mino menyarankan untuk bisa masuk ke saham ASII dan BMRI selagi murah. Jika melihat valuasi dari rasio price to earnings (PER), untuk IHSG pada perdagangan kemarin secara rata-rata PER ada di sebesar 14,8 kali. Sedangkan PER untuk ASII dan BMRI masing-masing 13,83 kali dan 13,39 kali.

Adapun sentimen yang akan mengerek harga saham ASII dan BMRI adalah dari ekspektasi pasar atas laporan tahunan ASII tahun 2018 yang belum disampaikan. Lebih lanjut, tingkat kestabilan rupiah pun akan turut mengerek ASII dan BMRI seiring dari harapan tercapainya kesepakatan perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

“Target terderkat untuk BMRI adalah Rp 7.575 per saham, sedangkan untuk ASII di level Rp 8.100 per saham,” ujar Mino.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi