JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) terus mencari peluang untuk memperbesar bisnis di sektor infrastruktur. Jika memiliki prospek bagus, perseroan tidak akan segan-segan menggelontorkan dana untuk melakukan akuisisi."Kami masih terus mencari (proyek) powerplant, port, kalau tol road mungkin kami fokus yang sudah ada dulu," ujar Tira Ardianti, Head of Investor Relations Department PT Astra International Tbk (ASII) beberapa waktu lalu.Sekedar mengingatkan, pada Januari 2013 lalu, Astra melalui anak usahanya PT Astratel Nusantara (Astratel) mengakuisisi 100% saham PT Pelabuhan Penajam Banua Taka, pengelola Pelabuhan Eastkal Supply Base di Kalimantan Timur. Nilai akuisisi sebesar Rp 600 miliar. Luasnya sebesar 87 hektar (ha).Namun, kata Tira, pihaknya tidak akan berhenti pada proyek Penajam saja. Tetapi, juga mengincar proyek pelabuhan lain. Menurut pengakuan Tira, hingga saat ini, pihaknya belum melakukan negosiasi dengan pihak manapun terkait hal itu.Kemudian, melalui PT Pamapersada Nusantara, anak usaha PT United Tractors Tbk (UNTR), tengah mengikuti tender dua pembangkit listrik mulut tambang di Sumatera. Proyek pertama berkapasitas 2x300 mega watt (MW). Proyek ke dua memiliki kapasitas 2x150 MW. Nilai masing-masing proyek ditaksir sebesar US$ 720 juta hingga US$ 780 juta dan US$ 360 juta sampai US$ 390 juta. Sehingga, total proyek mencapai US$ 1,17 miliar.Saat ini, perseroan juga tengah menyelesaikan ruas tol Mojokerto-Kertosono. Total nilai proyek yang ditargetkan kelar akhir tahun ini mencapai US$ 350 juta. Tahun ini, Grup Astra mengalokasikan belanja modal (capex) untuk sektor infrastruktur sebesar Rp 2,5 triliun.Beberapa bisnis infrastruktur yang sedang digeluti ASII saat ini adalah air bersih, yakni PT Pam Lyonnaise Jaya (Palyja). Astra bermitra dengan Suez Environment di perusahaan ini.Selanjutnya, di sektor energi, Astra memiliki perusahaan patungan dengan PT Shell Indonesia, yaitu PT Gresik Distribution Terminal (GDT). Astra mengempit 40% di perusahaan yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur itu.Di sektor telekomunikasi, Astra bekerjasama dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dalam bentuk investasi bagi hasil dan kerja sama operasi. Astra memulai bisnsi telekomunikasi ini dengan menyediakan layanan multi media broadband access menggunakan teknologi ADSL.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
ASII incar proyek pelabuhan dan pembangkit listrik
JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) terus mencari peluang untuk memperbesar bisnis di sektor infrastruktur. Jika memiliki prospek bagus, perseroan tidak akan segan-segan menggelontorkan dana untuk melakukan akuisisi."Kami masih terus mencari (proyek) powerplant, port, kalau tol road mungkin kami fokus yang sudah ada dulu," ujar Tira Ardianti, Head of Investor Relations Department PT Astra International Tbk (ASII) beberapa waktu lalu.Sekedar mengingatkan, pada Januari 2013 lalu, Astra melalui anak usahanya PT Astratel Nusantara (Astratel) mengakuisisi 100% saham PT Pelabuhan Penajam Banua Taka, pengelola Pelabuhan Eastkal Supply Base di Kalimantan Timur. Nilai akuisisi sebesar Rp 600 miliar. Luasnya sebesar 87 hektar (ha).Namun, kata Tira, pihaknya tidak akan berhenti pada proyek Penajam saja. Tetapi, juga mengincar proyek pelabuhan lain. Menurut pengakuan Tira, hingga saat ini, pihaknya belum melakukan negosiasi dengan pihak manapun terkait hal itu.Kemudian, melalui PT Pamapersada Nusantara, anak usaha PT United Tractors Tbk (UNTR), tengah mengikuti tender dua pembangkit listrik mulut tambang di Sumatera. Proyek pertama berkapasitas 2x300 mega watt (MW). Proyek ke dua memiliki kapasitas 2x150 MW. Nilai masing-masing proyek ditaksir sebesar US$ 720 juta hingga US$ 780 juta dan US$ 360 juta sampai US$ 390 juta. Sehingga, total proyek mencapai US$ 1,17 miliar.Saat ini, perseroan juga tengah menyelesaikan ruas tol Mojokerto-Kertosono. Total nilai proyek yang ditargetkan kelar akhir tahun ini mencapai US$ 350 juta. Tahun ini, Grup Astra mengalokasikan belanja modal (capex) untuk sektor infrastruktur sebesar Rp 2,5 triliun.Beberapa bisnis infrastruktur yang sedang digeluti ASII saat ini adalah air bersih, yakni PT Pam Lyonnaise Jaya (Palyja). Astra bermitra dengan Suez Environment di perusahaan ini.Selanjutnya, di sektor energi, Astra memiliki perusahaan patungan dengan PT Shell Indonesia, yaitu PT Gresik Distribution Terminal (GDT). Astra mengempit 40% di perusahaan yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur itu.Di sektor telekomunikasi, Astra bekerjasama dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dalam bentuk investasi bagi hasil dan kerja sama operasi. Astra memulai bisnsi telekomunikasi ini dengan menyediakan layanan multi media broadband access menggunakan teknologi ADSL.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News