JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) berupaya mengembangkan bisnis infrastruktur. Rencana ekspansi anorganik ASII pada tahun ini pun seluruhnya dialokasikan untuk bisnis infrastruktur. Prijono Sugiarto, Presiden Direktur ASII mengatakan, sekitar 60% ekspansi Grup Astra merupakan ekspansi organik. Sisanya ekspansi anorganik. Nah, kata dia, ekspansi anorganik ini arahnya ke sektor infrastruktur. “Kami akan fokuskan ke tiga sektor dulu, yakni pelabuhan, pembangkit listrik, dan jalan tol,” ujar dia kepada KONTAN, Jumat (1/3). Namun, Astra bisa juga menggarap sektor lain yang menguntungkan.
Di bisnis pelabuhan, Astra melalui PT Astratel Nusantara (Astratel) mengakuisisi 100% saham PT Pelabuhan Penajam Banua Taka, pengelola Pelabuhan Eastkal Supply Base di Kalimantan Timur pada Januari 2013. Nilai akuisisi sebesar Rp 600 miliar. Luas pelabuhan ini 87 hektare. Pelabuhan ini akan digunakan untuk anak usaha ASII lain sebagai distribusi logistik batubara PT United Tractors Tbk (UNTR), logistik sawit milik PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), serta bisnis otomotif. Saat ini, pelabuhan ini sedang dalam tahap konstruksi dan tahun ini kemungkinan sudah bisa digunakan. Nantinya, Astra akan memperluas pelabuhan itu menjadi 100 hektare. Tidak hanya untuk anak-anak usahanya, tetapi bisa saja ini disewakan ke pihak lain. Selain pelabuhan, ASII memiliki proyek pembangkit listrik. Sebenarnya, proyek ini sudah mengemuka sejak 2011, namun, pelaksanaannya tertunda. “Masih ada negosiasi dengan PT Perusahaan Listrik Negara, ada yang masih tender, masih dalam proses semua,” kata Prijono. Grup Astra memang sedang membidik dua pembangkit listrik. Pertama, pembangkit listrik berkapasitas 2x300 mega watt (MW). Kedua, pembangkit berkapasitas 2x150 MW. Nilai masing-masing proyek ditaksir US$ 720 juta - US$ 780 juta, dan US$ 360 juta - US$ 390 juta. Belanja modal Jika proyek itu bisa berjalan tahun ini, Prijono bilang, pihaknya akan mencarikan dana. ASII sendiri mengalokasikan belanja modal senilai Rp 15 triliun di tahun ini. Jumlah ini sama dengan tahun lalu.
Tapi, alokasi belanja untuk sektor infrastruktur hanya Rp 2 triliun. Dana itu antara lain akan digunakan untuk pengembangan jalan tol. ASII melalui Astratel memiliki konsesi tol Kertosono-Mojokerto, Tangerang-Merak, dan Kunciran-Serpong. Manajemen ASII berharap, ruas Kertosono-Mojokerto sudah bisa menghasilkan tahun depan. Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities bilang, rencana ASII ini cukup bagus bagi Grup Astra. Ia menilai, bisnis jalan tol misalnya bisa sejalan dengan bisnis otomotif. Namun, dia melihat, bisnis infrastruktur baru bisa kontribusi satu tahun sampai dua tahun ke depan. Menurut Reza, ASII juga tidak ada masalah dengan pembiayaan. Karena itu ia masih menyarankan beli sagam ASII jika harganya di Rp 7.750 dengan target level atas di Rp 8.250 per saham. Senin (4/3), saham ASII melemah 0,62% di Rp 8.050 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Avanty Nurdiana