JAKARTA. Meredupnya penjualan mobil nasional turut memukul kinerja PT Astra International Tbk (ASII). Lihat saja di empat bulan pertama 2016, penjualan ASII melambat 4,6% ketimbang periode yang sama tahun 2015. Asal tahu saja, hingga akhir April lalu, penjualan mobil ASII sebanyak 174.595 unit. Padahal di April 2015 bisa mencapai 183.604 unit. Namun, induk usaha Grup Astra ini tak perlu berkecil hati, karena sebenarnya penjualan mulai membaik. Pada Januari 2016, perseroan ini menjual 39.627 unit. Angka penjualan naik menjadi 47.332 unit pada April lalu. Kepala Hubungan Investor ASII Tira Ardianti mengatakan, membaiknya penjualan mobil ASII ditopang makin larisnya penjualan Toyota yang naik 3,7% dibandingkan bulan sebelumnya.
"Salah satunya adalah penjualan model baru Toyota Fortuner," jelasnya beberapa waktu lalu. Dalam risetnya, analis Mandiri Sekuritas Ariyanto Kurniawan dan Priscilla Thanny mengatakan, penjualan mobil akan kembali tumbuh seiring pulihnya kepercayaan konsumen dan daya beli. Namun yang patut diwaspadai adalah kinerja buruk anak usahanya yakni risiko tekanan margin di PT United Tractors Tbk (UNTR) dan tekanan kinerja PT Bank Permata Tbk. Nilai tambah ASII tahun ini juga berasal dari membaiknya manajemen persediaan serta diskon yang tidak terlalu besar dan membuat margin otomotif naik 2%. Padahal tahun lalu, margin otomotif hanya 1,3%. Produk baru yang akan dikeluarkan ASII diperkirakan bakal menyebabkan penjualan otomotif, khususnya mobil akan meningkat. Karena itu,
net profit perseroan ini diprediksikan tumbuh antara 10%-11%. Berdasarkan riset Mandiri Sekuritas, penopang pendapatan ASII masih didominasi oleh penjualan otomotif yang menopang 52%. Menyusul alat berat dan tambang menyokong 25%, financial services menopang 10%. Produk baru Darmawan Halim, analis BCA Sekuritas, menambahkan, adanya rencana peluncuran produk baru bakal jadi tambahan pendorong kinerja positif ASII. "Kontribusi baru berasal dari diluncurkannya Toyota Sienta dan rumor diperkenalkannya Daihatsu UFC pada kuartal tiga tahun ini," katanya. Walaupun kinerja UNTR dan Bank Permata memberikan tekanan pada ASII, tapi Darmawan tetap yakin, perseroan bisa mengatasi. Lantaran Darmawan menilai, kondisi finansial dari UNTR masih bagus sementara Bank Permata juga tengah menggelar
rights issue. Darmawan memprediksi, tahun ini gross margin akan naik 19,2% dan
net margin sebesar 8,7%. Dengan segala katalis negatif yang menaungi ASII, pendapatan tahun 2016 diperkirakan hanya akan naik 15,8% dengan catatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sebesar Rp 13.372. Sementara itu, analis Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo melihat, penurunan BI rate menggairahkan kemampuan konsumsi masyarakat. Salah satunya kredit kendaraan bermotor. Lucky merekomendasi
buy dengan target Rp 7.500. Darmawan merekomendasikan
hold dengan target p 6.550. Sementara rekomendasi Ariyanto Kurniawan dan Priscilla Thanny adalah
buy dengan target harga Rp 7..200. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie