JAKARTA. Di awal tahun ini, peta kapitalisasi pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali bergeser. Kapitalisasi pasar PT Astra Internasional Tbk (ASII) berhasil mengalahkan kapitalisasi pasar saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP).Data BEI menunjukkan, total kapitalisasi pasar ASII hingga, Senin (6/1), mencapai Rp 277 triliun, setara 6,7% dari total kapitalisasi pasar bursa yang bernilai Rp 4.154 triliun. Sementara kapitalisasi pasar HMSP sekarang bernilai Rp 270 triliun. Asal tahu saja, pada Maret 2013 lalu, HMSP berhasil mengambil kendali pucuk pimpinan kapitalisasi pasar dari ASII.PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menempati urutan ketiga emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar dengan nilai Rp 228 triliun. Tujuh emiten kelas kakap lainnya yang menempati peringkat sepuluh besar kapitalisasi pasar diantaranya adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).Kedigdayaan ASII tentu saja bersumber dari pergerakan harga sahamnya. Bila dihitung sejak akhir Maret 2013, kala HMSP mengambil kendali pimpinan kapitalisasi pasar, hingga kemarin (6/1) di posisi Rp 6.850, harga saham ASII hanya turun 13,29%. Sementara, harga HMSP pada periode sama anjlok 27,16%.Terlebih lagi dari sisi likuiditas, saham ASII lebih unggul ketimbang HMSP. Maklum, HMSP tidak likuid karena kepemilikan publik hanya 1,82% dari total saham yang dicatatkan. Sedangkan, pada saham ASII, investor publik memiliki sekitar 49,89%. Analis Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya mengatakan, dari sisi kinerja, ASII masih akan unggul. Apalagi, setelah emiten otomotif ini menjual mobil murah ramah lingkungan alias low cost green car (LCGC). "Dari sisi fundamental, prospek ASII menarik," ujar dia. Namun, menurut William, saham-saham yang berpengaruh di semester I 2014 masih berasal dari sektor konsumsi. "Tetapi untuk HMSP diperkirakan sulit menyalip lagi, karena sektor rokok agak tertekan, kecuali ada pelepasan saham baru," tandasnya. Apalagi, kenaikan tarif cukai rokok bisa menghambat kinerja HMSP.David N Sutyanto, analis First Asia Capital punya pendapat berbeda. Menurut David, kapitalisasi pasar ASII kembali menjadi yang terbesar lantaran saham HMSP turun cukup signifikan. Namun, saham ASII masih dihadapkan pada sejumlah tantangan yang bisa melemahkan harganya. Semisal membengkaknya pendanaan impor karena anjloknya nilai tukar rupiah.Hal tersebut juga akan menghambat investasi beberapa anak usaha ASII, seperti PT Astra Otoparts Tbk (AUTO). "AUTO memang banyak ekspansi dengan negara lain. Namun sisi nilai tukar masih mengkhawatirkan," ujar David.Meski demikian, prospek ASII masih tetap bagus dengan perkiraan penjualan yang bakal meningkat di tahun 2014. Kemungkinan besar, ASII juga akan terdorong kinerja PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), anak usahanya yang bergerak dibidang perkebunan. Diperkirakan, perbaikan harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) bisa mengangkat kinerja keuangan dan saham AALI itu sendiri.David memperkirakan, harga saham ASII masih bisa melejit ke posisi Rp 7.500, atau naik 9,49% dari posisi saat ini. Ia juga bilang, saham sektor konsumsi masih memonopoli jumlah kapitalisasi pasar tahun ini dan akan tetap menjadi motor penggerak indeks. Di sisi lain, dia juga memprediksi penguatan harga saham seperti PGAS, TLKM, dan SMGR bisa menopang pergerakan indeks.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
ASII merajai lagi kapitalisasi pasar bursa
JAKARTA. Di awal tahun ini, peta kapitalisasi pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali bergeser. Kapitalisasi pasar PT Astra Internasional Tbk (ASII) berhasil mengalahkan kapitalisasi pasar saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP).Data BEI menunjukkan, total kapitalisasi pasar ASII hingga, Senin (6/1), mencapai Rp 277 triliun, setara 6,7% dari total kapitalisasi pasar bursa yang bernilai Rp 4.154 triliun. Sementara kapitalisasi pasar HMSP sekarang bernilai Rp 270 triliun. Asal tahu saja, pada Maret 2013 lalu, HMSP berhasil mengambil kendali pucuk pimpinan kapitalisasi pasar dari ASII.PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menempati urutan ketiga emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar dengan nilai Rp 228 triliun. Tujuh emiten kelas kakap lainnya yang menempati peringkat sepuluh besar kapitalisasi pasar diantaranya adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).Kedigdayaan ASII tentu saja bersumber dari pergerakan harga sahamnya. Bila dihitung sejak akhir Maret 2013, kala HMSP mengambil kendali pimpinan kapitalisasi pasar, hingga kemarin (6/1) di posisi Rp 6.850, harga saham ASII hanya turun 13,29%. Sementara, harga HMSP pada periode sama anjlok 27,16%.Terlebih lagi dari sisi likuiditas, saham ASII lebih unggul ketimbang HMSP. Maklum, HMSP tidak likuid karena kepemilikan publik hanya 1,82% dari total saham yang dicatatkan. Sedangkan, pada saham ASII, investor publik memiliki sekitar 49,89%. Analis Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya mengatakan, dari sisi kinerja, ASII masih akan unggul. Apalagi, setelah emiten otomotif ini menjual mobil murah ramah lingkungan alias low cost green car (LCGC). "Dari sisi fundamental, prospek ASII menarik," ujar dia. Namun, menurut William, saham-saham yang berpengaruh di semester I 2014 masih berasal dari sektor konsumsi. "Tetapi untuk HMSP diperkirakan sulit menyalip lagi, karena sektor rokok agak tertekan, kecuali ada pelepasan saham baru," tandasnya. Apalagi, kenaikan tarif cukai rokok bisa menghambat kinerja HMSP.David N Sutyanto, analis First Asia Capital punya pendapat berbeda. Menurut David, kapitalisasi pasar ASII kembali menjadi yang terbesar lantaran saham HMSP turun cukup signifikan. Namun, saham ASII masih dihadapkan pada sejumlah tantangan yang bisa melemahkan harganya. Semisal membengkaknya pendanaan impor karena anjloknya nilai tukar rupiah.Hal tersebut juga akan menghambat investasi beberapa anak usaha ASII, seperti PT Astra Otoparts Tbk (AUTO). "AUTO memang banyak ekspansi dengan negara lain. Namun sisi nilai tukar masih mengkhawatirkan," ujar David.Meski demikian, prospek ASII masih tetap bagus dengan perkiraan penjualan yang bakal meningkat di tahun 2014. Kemungkinan besar, ASII juga akan terdorong kinerja PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), anak usahanya yang bergerak dibidang perkebunan. Diperkirakan, perbaikan harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) bisa mengangkat kinerja keuangan dan saham AALI itu sendiri.David memperkirakan, harga saham ASII masih bisa melejit ke posisi Rp 7.500, atau naik 9,49% dari posisi saat ini. Ia juga bilang, saham sektor konsumsi masih memonopoli jumlah kapitalisasi pasar tahun ini dan akan tetap menjadi motor penggerak indeks. Di sisi lain, dia juga memprediksi penguatan harga saham seperti PGAS, TLKM, dan SMGR bisa menopang pergerakan indeks.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News