ASII & MLBI paling rajin bagi-bagi dividen



JAKARTA. Sejumlah emiten mulai membagikan dividen interim. PT Astra International Tbk (ASII) menjadi emiten yang paling rajin menebar dividen interim. Sejak 2012 lalu, ASII tidak pernah absen memberikan dividen interim ke para pemegang saham.

Nilai dividen interim yang dibagikan ASII tahun ini sebesar Rp 55 per saham, denganĀ  yield 2,04%. Sedangkan pertumbuhan nilai dividen interim mereka dalam lima tahun terakhir sebesar 5%.

Tapi, dari sisi pertumbuhan, dividen interim PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) yang paling tinggi. Dalam lima tahun belakangan, pertumbuhannya mencapai 38,93%. Hanya, yield-nya tumbuh 1,18%.


Nilai dividen interim terakhir TBIG sebesar Rp 72,29 per saham. Namun dalam lima tahun terakhir, emiten menara telekomunikasi ini sempat absen membagikan dividen pada 2012.

PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) juga tidak pernah absen. Nilai dividen interim terakhir mereka Rp 95 per saham. Sementara yield dan pertumbuhannya masing-masing 3,66% dan 15,59%.

Selain soal kebiasaan tebar dividen interim, yield juga jadi pertimbangan utama ketimbang pertumbuhan nilai dividen. Sebab, yield merupakan imbal hasil riil dari investasi yang dilakukan emiten. Beda dengan pertumbuhan dividen yang lebih mengacu pada nominal laba emiten.

Misalnya, emiten kecil laba bersihnya Rp 50 miliar. Kemudian, ada emiten besar yang labanya Rp 500 miliar. Pembaginya lebih kecil, sehingga pembagian dividen secara persentase tidak bisa menjadi acuan. "Pertumbuhan dividen di bawah 1% bisa saja lebih menarik jika pembaginya konsisten," ujar Frederik Rasali, Analis Panin Sekuritas ke KONTAN kemarin.

Tahan dividen

Umumnya, dividen interim dibayar oleh perusahaan yang sudah matang. Tapi, bukan berarti perusahaan yang masih dalam fase pertumbuhan tidak bisa menebar dividen. "Jika memang ada kesempatan perusahaan untuk ekspansi dari hasil keuntungan, maka sebaiknya menahan dividen. Sehingga, labanya bisa digunakan untuk membiayai ekspansi," jelas Frederik.

Ada kalanya emiten tetap membagi dividen interim, meski labanya turun. Ini bisa terjadi kalau dividen yang dibagikan mengacu pada laporan keuangan periode sebelumnya. Misalnya, kuartal pertama labanya oke, tapi kuartal kedua kurang memuaskan. Dividen masih bisa dibagikan bila berpatokan pada kinerja kuartal pertama.

Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo pernah bilang, kebijakan pembagian dividen interim sangat terkait dengan kemampuan dan kemauan perusahaan. Maksudnya, kemampuan dalam hal kebutuhan arus kas. Jika emiten merasa cashflow tak ada gunanya lagi, bisa saja dividen dibayar.

Contoh, grup Astra yang tidak butuh dana besar dari cashflow karena sejumlah anak usahanya baru saja rights issue. Jadi, lebih baik diberikan ke pemegang saham dalam bentuk dividen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini