JAKARTA. Larangan ekspor barang tambang mentah yang berlaku tahun 2014 cukup efektif mengundang investor asing untuk membangun pengolahan (smelter) di Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari investasi yang mengalir deras di sektor hilir mineral. Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto mengatakan, saat ini, perusahaan asal Timur Tengah berniat membangun pabrik pengolahan bauksit senilai US$ 2 miliar. "Saat ini, calon investor masih berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, gubernur, dan bupati setempat," ujar Panggah, Rabu (21/9). Sayang, Panggah belum mau menyebutkan lokasi pabrik tersebut. Yang jelas, pabrik ini dicanangkan memiliki kapasitas 700.000 ton alumina per tahun. Hasil produksi ini rencananya akan dipasarkan di dalam negeri dan diekspor. "Diharapkan sebelum 2014 sudah terealisasi," ujarnya.
Asing bidik investasi di smelter tambang
JAKARTA. Larangan ekspor barang tambang mentah yang berlaku tahun 2014 cukup efektif mengundang investor asing untuk membangun pengolahan (smelter) di Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari investasi yang mengalir deras di sektor hilir mineral. Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto mengatakan, saat ini, perusahaan asal Timur Tengah berniat membangun pabrik pengolahan bauksit senilai US$ 2 miliar. "Saat ini, calon investor masih berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, gubernur, dan bupati setempat," ujar Panggah, Rabu (21/9). Sayang, Panggah belum mau menyebutkan lokasi pabrik tersebut. Yang jelas, pabrik ini dicanangkan memiliki kapasitas 700.000 ton alumina per tahun. Hasil produksi ini rencananya akan dipasarkan di dalam negeri dan diekspor. "Diharapkan sebelum 2014 sudah terealisasi," ujarnya.