KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) kembali meningkat 0,64% atau 5,34 triliun menjadi Rp 836,15 triliun pada akhir Desember 2017. Hasilnya, porsi asing telah mencapai 39,82% dari seluruh SBN yang diperdagangkan. Dengan begitu, pertumbuhan kepemilikan asing selama 2017 mencapai 25,6%. Angka ini jauh melampaui perolehan di tahun 2016 yang hanya mencapai 19,2% dengan nilai sebesar Rp 665,81 triliun. Analis Fixed Income MNC Sekuritas, I Made Adi Saputra mengatakan, kenaikan porsi asing di obligasi pemerintah pada Desember lalu relatif tidak terlalu signifikan. Malah, pergerakan dana asing di SBN cenderung fluktuaktif pada pekan-pekan awal bulan kemarin.
Ambil contoh, mengutip data Direktorat Jenderal Pembiayaan Pengelolaan dan Risiko Kementerian Keuangan, pada 4 Desember jumlah dana asing di SBN berada di level Rp 834,16 triliun. Dua hari berselang, jumlah tersebut merosot menjadi Rp 830,84 triliun namun naik kembali keesokan harinya menjadi Rp 833.02 triliun. Menurut Made, hal ini terjadi lantaran adanya sejumlah sentimen eksternal seperti kenaikan suku bunga acuan dan reformasi pajak Amerika Serikat. Kedua sentimen ini menyebabkan banyak investor mancanegara yang cenderung berhati-hati untuk menanamkan modalnya di pasar obligasi Indonesia. Untungnya, kenaikan peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB dengan outlook stabil oleh Fitch Ratings mampu mengangkat kembali kepercayaan investor asing terhadap dunia investasi Indonesia. Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia, Anil Kumar berpendapat, di samping efek Fitch Ratings, terjaganya nilai mata uang rupiah di level Rp 13.500 dan inflasi tetap di bawah 4% mampu menangkal derasnya sentimen eksternal yang terjadi sepanjang bulan lalu. Tahun ini porsi kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) diperkirakan masih akan terus mengalami pertumbuhan. Hal ini disokong oleh sejumlah sentimen positif dari dalam negeri. Anil melihat kondisi ekonomi yang masih dalam keadaan positif dipercaya mampu mendorong masuknya dana asing ke pasar obligasi domestik. “Selama suku bunga acuan, inflasi, dan kurs rupiah stabil, investor tetap melirik Indonesia,” ujarnya. Selain itu, kenaikan peringkat utang oleh Fitch Rating diharapkan Anil akan diikuti oleh kenaikan serupa oleh lembaga-lembaga pemeringkat utang lainnya, seperti Moody's Investor Service dan Standard & Poor's. Ia juga menambahkan, momentum tahun politik dinilai tidak akan menggoyahkan porsi dana asing di SBN. Pasalnya, para investor asing dianggap sudah paham bahwa Indonesia masih cukup aman sekalipun suhu politik dalam negeri meningkat. Menurut Made, dengan asumsi porsi asing tetap di kisaran 38%-40% dari seluruh SBN yang diperdagangkan, maka jumlah dana dari investor luar negeri diperkirakan mampu bertambah sampai Rp 130 triliun pada tahun ini. “Ini berarti jumlah keseluruhan dana asing di SBN berpotensi mencapai Rp 970 triliun,” kata Made. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Rizki Caturini