KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akhir-akhir ini saham bank pelat merah sedang dibuang asing. Pada perdagangan saham hari ini, Selasa (29/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah dengan melemah 0,37% ke posisi 7.606,60. Bersamaan dengan jatuhnya harga IHSG, investor asing gencar melangsungkan aksi jual bersih (
net sell) mencapai Rp 355,71 miliar pada perdagangan saham di pasar reguler. Sama halnya, di seluruh pasar investor asing juga mencatat
net sell sejumlah Rp250,15 miliar.
Baca Juga: Saham Perbankan dan Pertambangan Memimpin Penguatan Bursa Australia Selasa (29/10) Berdasarkan data RTI, saham PT Bank Rakyat Indonesia (
BBRI) masih menjadi saham perbankan yang jadi sasaran jual investor asing dan menempati posisi pertama sebagai saham dengan net sell asing terbesar, baik untuk periode lima hari terakhir, sepulu hari, maupun 20 hari belakangan. Pada perdagangan hari ini, tercatat
net foreign sell BBRI sebesar Rp 208,61 miliar sehingga menjadikan jual bersih asing BBRI dalam sepekan terakhir mencapai Rp 1,87 triliun di seluruh pasar. Investor asing juga mencatat
net sell yang amat masif pada hari ini untuk saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencapai Rp 259,42 miliar. Sejalan dengan tekanan jual yang terjadi, saham BMRI stagnan di posisi Rp 6.825 per saham. Harga saham BBRI juga terlihat ikut tertekan sejalan dengan aksi jual asing tersebut. Dalam sepekan terakhir harga BBRI merosot 4,08%, dan pada perdagangan hari ini saham BBRI susut 1,26% menjadi Rp 4.700. Walau demikian, Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki melihat, masih ada waktu untuk
window dressing di Desember nanti, dan potensi akhir November atau awal Desember IHSG bisa
rebound kembali menjelang
window dressing dan Januari
effect. "Bank masih jadi pilihan menarik untuk
window dressing, cuman beberapa peristiwa seperti data 8M2024 yang menampilkan pertumbuhan laba bank besar BUMN secara tahunan yang hanya tumbuh
single digit, daya beli yang menurun, pelemahan rupiah masih jadi sentimen dalam negeri yang menekan IHSG," katanya kepada kontan.co.id, Selasa (29/10). Selain itu kata Yaki, masih ada data inflasi dan PMI yang rilis akhir pekan ini serta pilpres di US minggu depan yang jadi perhatian pasar.
Baca Juga: Ada Perubahan di Indeks LQ45, IDX30, dan IDX80, Intip Rekomendasi Saham Berikut Yaki menyebut, akumulasi
buy on weakness menarik untuk sektor big banks. Yaki merekomendasikan
buy saham
BBNI dengan target pasar Rp 6.075, BBRI
trading buy Rp 5.650, BBCA
trading buy Rp 11.275, dan BMRI
trading buy Rp 7.575.
Sementara, Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project, William Hartanto mengatakan,
window dressing sudah berjalan di awal Oktober, dengan atau tanpa
net buy asing. "Tapi sekarang ini lebih kepada
net sell asingnya saja. Menurut saya karena siklus tahunan saja dimana saham-saham
big caps melemah di bulan November, dan ini baru dimulai," katanya. Ia pun menyarankan
buy on weakness di pertengahan bulan November nanti saat dimulainya
bottoming. Dengan target harga BBRI Rp 5.700, BBCA Rp 12.000, BBNI Rp 5.800- Rp 6.000, dan BMRI Rp 7.200. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi