Asing jual, investor lokal menopang bursa



JAKARTA. Investor asing masih terus keluar dari bursa. Dalam sepekan terakhir, investor asing sudah membukukan posisi jual bersih sebesar Rp 3,2 triliun. Toh, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetap perkasa. Akhir pekan lalu, IHSG naik 2,4% dalam sepekan ke 5.245,96.

Para analis yakin indeks saham masih punya potensi menguat. Apalagi, investor asing tidak melepas semua posisinya di pasar saham. Tengok saja transaksi sejumlah saham penggerak indeks sepekan terakhir. Broker asing masih aktif bertransaksi di saham-saham penggerak indeks.

Ambil contoh perdagangan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Jumat lalu. Saat itu, BBRI menjadi saham penggerak indeks nomor satu. Morgan Stanley tercatat melakukan pembelian bersih paling banyak saham ini, yakni  hingga Rp 43,17 miliar. Di urutan kedua ada Nomura yang melakukan beli bersih BBRI Rp 13,60 miliar.


Meski begitu, para broker asing ini juga menjual saham cukup besar. Nah, saham-saham yang dilepas asing ini ditampung oleh investor lokal.

Reza Priyambada, analis senior Bina Artha Parama Sekuritas, menyatakan saat ini investor lokal mulai meniru gaya asing yang memanfaatkan kepanikan pasar demi mendapat saham di harga rendah. Saat asing melepas posisinya, investor lokal masuk ke pasar.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, menyebut investor lokal akan menjadi penyokong IHSG hingga akhir tahun. "Pasar saham bisa melanjutkan penguatan, karena sebagian pemain lokal memiliki potensi windows dressing," kata Hans kepada KONTAN, Minggu (4/12). Aksi windows dressing investor lokal ini bisa mengerek naik posisi indeks saham.

Hans menyatakan, investor lokal kini lebih tertarik mengoleksi saham-saham blue chip. Bila kondisi domestik tetap stabil, Hans memperkirakan IHSG bisa ditutup di kisaran 5.350-5.400 di akhir tahun ini.

Reza menyatakan pelaku pasar tidak perlu mengkhawatirkan aksi jual investor asing di bursa saham. Dari sisi portofolio, dana asing masih banyak tersimpan di pasar modal Indonesia. "Yang penting kondisi ekonomi terjaga, pertumbuhan emiten positif maka asing masih akan berminat," ujar Reza. Ia memprediksi sepekan ke depan IHSG akan bergerak antara 5.250–5.275

Para analis menyebut ada beberapa hal yang akan mempengaruh pergerakan IHSG hingga akhir tahun. Pertama, kondisi ekonomi dalam negeri. Pelaku pasar akan memperhatikan data-data ekonomi dalam negeri dan kebijakan moneter Bank Indonesia.

Kedua, kebijakan moneter The Federal Reserve. Pelaku pasar cukup yakin bank sentral AS ini akan menaikkan suku bunga bulan ini.

Ketiga, susunan kabinet Donald Trump serta arah kebijakan kabinetnya. Keempat, hasil referendum Italia.

Kelima, kondisi politik dan sosial di dalam negeri menjelang pemilihan kepala daerah. Hans menyebut, panasnya pilkada DKI membuat investor peserta amnesti pajak khawatir melakukan merepatriasi dananya.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto