Asing Keluar dari Pasar Obligasi Korporasi dan SBN RI, Ini Penyebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aliran dana asing terlihat masih keluar dari pasar obligasi Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, pada bulan Agustus 2023, aliran dana keluar investor asing dari pasar obligasi korporasi tercatat sebesar Rp 211,93 miliar month to date (mtd) dan secara year to date (ytd) tercatat outflow Rp 561,98 miliar. 

Sejalan dengan pergerakan global, pasar surat berharga negara (SBN) Agustus 2023 membukukan outflow investor asing sebesar Rp 8,89 triliun mtd, dibanding Juli 2023 yang masih inflow Rp 8,30 triliun mtd. Hal mendorong kenaikan yield SBN rata-rata sebesar 11,88 bps mtd di seluruh tenor. 

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian mengatakan, keluarnya dana asing dari pasar SBN dalam sebulan terakhir disebabkan adanya gejolak pasar keuangan global, terutama di Amerika Serikat (AS). Yield obligasi 10 tahun AS yang merupakan benchmark dunia naik ke level tertingginya dalam 15 tahun terakhir. 


Baca Juga: Tak Perlu Pusing saat Bursa Saham Ditinggal Asing

Hal tersebut didorong pemangkasan peringkat utang AS oleh Fitch Ratings dan rencana pemerintah AS untuk menambah suplai surat utang di pasar dalam beberapa waktu ke depan. 

"Faktor penyebab lainnya berasal dari ekspektasi pasar atas sikap The Fed yang diperkirakan masih akan menaikkan suku bunganya di sisa tahun ini," kata Fajar saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (6/9). 

Menurut Fajar, investor asing akan mencermati fundamental ekonomi Indonesia dan stabilitas keuangannya sebelum memutuskan untuk masuk lagi ke pasar obligasi korporasi dan SBN Indonesia. 

Hal-hal yang menjadi pertimbangan di antaranya adalah pergerakan rupiah yang stabil, persepsi risiko pasar yang bisa dilihat dari level credit default swap (CDS) Indonesia, serta valuasi yang menarik di pasar obligasi domestik. 

Selain itu, faktor makroekonomi juga penting untuk dicermati, salah satunya adalah tingkat inflasi yang terus melandai. Fajar memperkirakan, yield obligasi 10 tahun Indonesia masih akan bergerak di rentang 6,2%-6,7% sampai akhir tahun 2023.

Baca Juga: Laju Inflasi Tahunan Melandai, Suku Bunga Kredit Perbankan Masih Sulit Turun

Terkait dengan obligasi korporasi, Fajar mengimbau investor untuk tetap hati-hati, terutama terhadap emiten yang mempunyai rasio utang tinggi. Pasalnya, suku bunga saat ini masih berada di level tinggi.

Suku bunga acuan kemungkinan baru akan diturunkan di sekitar semester kedua tahun 2023. Bahkan, proyeksi International Monetary Fund (IMF), suku bunga masih akan di level tinggi hingga tahun 2025.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli